WHO Setujui Dana Kompensasi untuk Efek Samping yang Serius pada Vaksin COVAX
WHO telah menyetujui rencana kompensasi tanpa kesalahan untuk klaim efek samping yang serius pada warga di 92 negara miskin di dunia.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyetujui rencana kompensasi tanpa kesalahan untuk klaim efek samping yang serius pada warga di 92 negara miskin di dunia.
Ini dilakukan karena negara-negara itu mendapatkan vaksin virus corona (Covid-19) melalui skema berbagi COVAX.
Tentunya langkah ini dipilih untuk menyelesaikan masalah besar diantara pemerintah negara-negara yang menerimanya.
Dikutip dari laman Reuters, Selasa (23/2/2021), program ini disebut WHO sebagai mekanisme kompensasi cedera vaksin yang pertama dan satu-satunya yang beroperasi pada skala internasional.
Nantinya program ini akan menawarkan kepada orang-orang yang memenuhi syarat untuk proses yang cepat, adil, kuat dan transparan.
Baca juga: Vaksin Nusantara Gagasan Mantan Menkes Terawan, Ahli Berikan Penjelasan dan Harap Tak Ada Klaim Dini
Baca juga: Vaksin Covax, Vaksin Jalur Multilateral Diperkirakan Tiba di Indonesia Maret 2021
"Dengan memberikan kompensasi lump-sum tanpa kesalahan dalam penyelesaian penuh dan akhir dari setiap klaim, program COVAX bertujuan untuk secara signifikan mengurangi langkah mereka dalam meminta bantuan ke pengadilan, proses yang berpotensi panjang dan mahal," kata WHO dalam sebuah pernyataan.
Perlu diketahui, terkait pertanyaan tentang bagaimana mekanisme penanganan klaim kompensasi ini jika terjadi efek samping vaksin Covid-19 yang serius, telah menjadi kekhawatiran bagi banyak negara karena mendapatkan suntikan Covid-19 melalui rencana COVAX.
Meskipun kemungkinan munculnya efek samping serius ini sangat jarang terjadi.
Sedangkan negara-negara yang mendanai pengadaan vaksin Covid-19 mereka sendiri, ternyata juga merencanakan program tanggung jawab mereka sendiri.
Rencana yang disepakati WHO dan telah dibahas selama beberapa bulan ini dirancang untuk mencakup efek samping serius terkait dengan vaksin yang didistribusikan COVAX hingga 30 Juni 2022, dengan ekonomi yang memenuhi syarat Komitmen Pasar Lanjutan COVAX untuk 92 negara miskin.
Puluhan negara miskin ini mencakup sebagian besar negara Afrika dan Asia Tenggara.
Program ini awalnya akan dibiayai melalui pendanaan donor ke AMC sebagai biaya tambahan untuk semua dosis vaksin COVID-19 yang didistribusikan melalui COVAX.
"Aplikasi ini dapat dibuat melalui portal di http://www.covaxclaims.com mulai 31 Maret 2021," jelas WHO.
Sementara itu Kepala Eksekutif Aliansi Vaksin GAVI, Seth Berkley yang ikut memimpin program COVAX, mengatakan bahwa kesepakatan tentang dana kompensasi merupakan 'dorongan besar-besaran' untuk COVAX, yang bertujuan untuk mengamankan akses global yang adil ke vaksin Covid-19.
"Ini membantu produsen untuk meluncurkan vaksin ke negara-negara itu secara lebih cepat, dan merupakan manfaat utama bagi pemerintah berpenghasilan rendah yang mendapatkan vaksin melalui COVAX," kata Berkley.
WHO mengatakan bahwa pihaknya juga bekerja sama dengan perusahaan asuransi Chubb untuk mengamankan perlindungan asuransi terkait program tersebut.