Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Waspadai Penurunan Semu Kasus Corona, Epidemiolog: Lihat Jumlah Orang yang Dites

Ahli Epidemiologi dr Windhu Purnomo mengungkapkan perlu melihat data secara utuh untuk melihat perkembangan kasus Covid-19.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Gigih
zoom-in Waspadai Penurunan Semu Kasus Corona, Epidemiolog: Lihat Jumlah Orang yang Dites
Freepik
Ilustrasi - Waspadai Penurunan Semu Kasus Corona, Epidemiolog: Lihat Jumlah Orang yang Dites 

TRIBUNNEWS.COM - Ahli Epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair) dr Windhu Purnomo mengungkapkan perlu melihat data secara utuh untuk melihat perkembangan kasus Covid-19.

Dokter Windhu menyebut tidak cukup perkembangan pandemi hanya dilihat dari jumlah kasus konfirmasi positif harian.

"Kasus yang dilaporkan atau kasus yang terdeteksi sangat tergantung dari jumlah testing, jumlah orang yang diperiksa. Bukan jumlah spesimen harian yang dilakukan," ungkap Windhu dikutip Tribunnews.com, Selasa (2/3/2021).

Jika jumlah orang yang dites menurun, maka kasus yang terkonfirmasi juga kemungkinan besar ikut turun.

Sehingga, Windhu menyebut perlu melihat secara utuh data yang ada.

Baca juga: Bakal Hadapi Munculnya Strain Baru Covid-19 di 2021, Epideminolog Ini Ungkap Langkah Antisipasi

Kondisi Testing di Indonesia

Petugas tenaga kesehatan saat mengambil sampel tes usap antigen COVID-19 dari wartawan foto di Sekretariat Pewarta Foto Indonesia (PFI) Pusat di kawasan Ampera, Jakarta Selatan, Minggu (14/2/2021).
Petugas tenaga kesehatan saat mengambil sampel tes usap antigen COVID-19 dari wartawan foto di Sekretariat Pewarta Foto Indonesia (PFI) Pusat di kawasan Ampera, Jakarta Selatan, Minggu (14/2/2021). (Tribunnews/JEPRIMA)

Diketahui, tepat di satu tahun Covid-19 di Indonesia, terdapat penambahan 5.712 orang positif.

Berita Rekomendasi

Angka tambahan kasus ini memang terlihat menurun dibandingkan angka tambahan beberapa waktu lalu yang mencapai belasan ribu tambahan kasus dalam sehari.

Namun jika dilihat dari jumlah orang yang dites, terjadi penurunan.

Dikutip dari data Kementerian Kesehatan (Kemkes) yang diunggah Twitter BNPB, terdapat 29.990 orang yang dites dalam 24 jam terakhir.

Sehingga angka positivity rate mencapai 18,6 persen.

Baca juga: Setahun Corona di Indonesia, Total Kasus 1.347.026, Meninggal Dunia 36.518

Sementara itu Windhu menilai kondisi testing Covid-19 di Indonesia masih belum optimal.


Windhu mengungkapkan, ada pola yang mengagetkan di mana ada testing yang melonjak tinggi pada 23-24 Februari 2021.

Dikutip dari data Kemkes, di tanggal itu jumlah orang yang dites mencapai lebih dari 7 juta orang.

"Dengan jumlah testing yang tiba-tiba melonjak tinggi, dengan jumlah kasus positif yang justru menurun."

"Tapi setelah itu bukannya jumlah testing dipertahankan tinggi, malah terus merosot dari ke hari, dan mencapai titik terendah pada hari kemarin 1 Maret 2021 dengan jumlah testing hanya sebanyak 18.940," ungkap Windhu.

Baca juga: Jepang Minta China Stop Tes Swab Anal Covid-19 ke Warganya, Sebut Sebabkan Rasa Sakit Psikologis

Jumlah testing itu merupakan jumlah testing terendah dalam 4 bulan terakhir sejak 1 November 2020.

"Tentu akibat merosotnya jumlah testing ini jumlah kasus positif yang dilaporkan juga menurun, yang kemarin sebesar 'cuma 6.680 kasus', sehingga ada persepsi terjadi perbaikan kondisi pageblug di negeri kita," ungkap Windhu.

"Padahal itu adalah penurunan semu," imbuhnya.

Bila ini terus terjadi, lanjut Windhu, berakibat pada makin banyak kasus yang tidak terdeteksi.

"Sehingga reservoir penularan banyak di bawah permukaan akibat makin melemahnya testing dan contact tracing, maka makin sulit lah pageblug ini terkendali," ungkapnya.

Baca juga: Pemerintah Konfirmasi Mutasi Covid-19 dari Inggris Sudah Masuk Indonesia

Ingatkan Agar Tak Hanya Fokus Vaksinasi

Windhu juga mengingatkan agar pemerintah tak hanya fokus pada vaksinasi, namun terus mengebut testing dan tracing.

"Yang saya kuatirkan melemahnya strategi terpenting yaitu testing dan tracing, jangan-jangan karena pemerintah saat ini lebih fokus pada program vaksinasi."

"Padahal sebetulnya program vaksinasi saja tidak bisa diharapkan sebagai strategi yang bisa diandalkan cepat mengendalikan pandemi karena untuk mencapai herd immunity butuh waktu yang sangat lama bila vaccination rate/kecepatan vaksinasinya belum tinggi seperti saat ini, masih sekitar 100 ribu per hari," ungkap Windhu.

Sehingga, Windhu menyebut perlu strategi trisula yang dilakukan bersamaan untuk menekan penyebaran kasus.

"Yaitu 3T (tracing, testing, treatment), 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak), dan vaksinasi, seharusnya untuk saat ini 3T dan 3M lah yang harus dikejar tinggi," pungkasnya.

Update Kasus

Sementara itu dilansir kemkes.go.id, total kasus Covid-19 Indonesia per hari ini telah mencapai 1.347.026.

Terdapat tambahan kasus konfirmasi virus corona dalam 24 jam terakhir berjumlah 5.712.

Sementara itu, jumlah pasien sembuh 1.160.863.

Terdapat penambahan 8.949 kasus sembuh.

Sedangkan kasus tambahan kematian hari ini bertambah 193 kasus.

Membuat total kasus kematian Covid-19 di Indonesia mencapai 36.518.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas