Epidemiolog: Strain Baru Corona N439K Mampu Mengakali Antibodi Bahkan Vaksin
Munculnya strain baru covid-19 N439K dan telah ditemukan di 30 negara, membuat banyak pihak meningkatkan kewaspadaan karena dianggap lebih 'pintar.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Munculnya strain baru virus corona (Covid-19) yang disebut N439K dan telah ditemukan di 30 negara, membuat banyak pihak meningkatkan kewaspadaan.
Strain baru ini pun dianggap lebih 'pintar' jika dibandingkan dengan strain lainnya.
Lalu bagaimana tanggapan ahli mengenai kemunculan strain baru Covid-19 ini ?
Epidemiolog Universitas Griffith Dicky Budiman mengatakan mutasi N439K ini juga terkandung dalam varian B.1.258∆ yang ditemukan pada sebagian negara Eropa.
"Varian B.1.258∆ yang ditemukan di sebagin negara Eropa juga mengandung mutasi N439K pada protein Spike," ujar Dicky, kepada Tribunnews, Kamis (11/3/2021) siang.
Baca juga: IDI Beri Peringatan, Waspada Mutasi Virus Corona N439K, Berasal dari Inggris Menyebar ke 30 Negara
Baca juga: Pemerintah Didesak Segera Antisipasi Bahaya Strain Baru Virus Corona
Strain ini lebih menempel dan mengikat lebih kuat ke reseptor ACE2 manusia yang bertindak sebagai 'pintu masuk' virus untuk memasuki sel inang.
Kemudian strain ini disebut bisa menghindari kekebalan terhadap antibodi, bahkan vaksin.
"Substitusi N439K meningkatkan afinitas pengikatan ke reseptor ACE2 dan telah terbukti memfasilitasi virus dapat menghindari kekebalan dari antibodi monoklonal, serta dari serum poliklonal pada orang yang sembuh dari infeksi. Kemudian (mampu) mengakali respons antibodi, termasuk terapi atau vaksin," kata Dicky.
Ia pun menjelaskan bahwa terkait penyebarannya, varian yang didalamnya terkandung mutasi N439K ini memiliki kemiripan dengan virus Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Wuhan.
Oleh karena itu disebut sebagai wild virus karena mampu menyebarkan penyakit.
"Varian yang membawa mutasi N439K mirip dengan novel coronavirus tipe liar dari Wuhan dalam kemampuannya menyebarkan dan menyebabkan penyakit," tegas Dicky.
Namun yang perlu dicatat adalah strain baru ini mampu mengikat lebih kuat pada reseptor ACE2 manusia.
ACE2 ini suatu tipe protein membran tipe I yang menembus membrane sebanyak satu kali atau single transmembrane, dengan bagian yang aktif secara enzimatik berada pada permukaan sel di paru paru dan jaringan lain.
Menurut peneliti, virus sarscov2 ini dapat masuk ke dalam sel inang manusia, dengan berikatan dengan ACE2 sebagai reseptornya