Reaksi AstraZeneca Saat Banyak Negara Menunda Menggunakan Vaksin Buatannya
Banyak negara yang memutuskan untuk menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca pasca munculnya beberapa kasus pembekuan darah.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Banyak negara yang memutuskan untuk menghentikan sementara penggunaan vaksin virus corona (Covid-19) AstraZeneca pasca munculnya laporan bahwa beberapa warga Eropa mengalami pembekuan darah pasca divaksinasi.
Lalu bagaimana tanggapan AstraZeneca?
Dikutip dari laman The Local, Rabu (17/3/2021), AstraZeneca yang merupakan sebuah perusahaan Anglo-Swedia yang mengembangkan vaksin ini bersama dengan Universitas Oxford, telah mempertahankan keyakinan bahwa produknya aman untuk digunakan.
Seperti yang disampaikan Kepala Petugas Medis AstraZeneca, Ann Taylor dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Daftar Negara yang Hentikan Sementara Penggunaan Vaksin AstraZeneca karena Khawatir Dampaknya
Baca juga: Timbulkan Keraguan, Kemenkes Tak Sarankan Pengujian Antibodi Mandiri Pasca Vaksinasi
"Sekitar 17 juta orang di Uni Eropa dan Inggris sekarang telah menerima vaksin kami, dan jumlah kasus pembekuan darah yang dilaporkan dalam kelompok ini lebih rendah dibandingkan ratusan kasus yang diperkirakan terjadi pada populasi pada umumnya," kata Taylor.
Menurutnya, sifat pandemi ini telah menyebabkan peningkatan perhatian dalam kasus individu.
"Dan kami telah melampaui praktik standar untuk pemantauan keamanan obat-obatan berlisensi dalam melaporkan kejadian vaksin, ini tentunya untuk memastikan keamanan publik," tegas Taylor.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Senin lalu bahwa negara-negara harus terus menggunakan vaksin dari AstraZeneca.
Hal ini disampaikan setelah banyak negara menghentikan sementara penggunaan vaksin tersebut karena kekhawatiran terjadinya pembekuan darah pada warga yang memperoleh vaksinasi.
"Kami tidak ingin orang panik dan untuk saat ini kami merekomendasikan agar negara-negara terus melakukan vaksinasi dengan AstraZeneca," kata Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan dalam konferensi pers.
Swaminathan menegaskan bahwa hingga saat ini WHO belum menemukan kaitan antara peristiwa pembekuan darah itu dengan vaksin.
"Sejauh ini, kami tidak menemukan hubungan antara kejadian ini dan vaksin. Pada kenyataannya, kejadiannya kurang dari yang diprediksi pada populasi secara umum," kata Swaminathan.
Sebelumnya, pada 11 Maret lalu, European Medicines Agency (EMA) mengatakan bahwa informasi yang tersedia sejauh ini menunjukkan risiko pembekuan darah pada mereka yang divaksinasi 'tidak lebih tinggi dari yang terlihat pada populasi pada umumnya'.
EMA juga menyampaikan bahwa negara-negara Eropa dapat tetap menggunakan vaksin AstraZeneca selama masalah tersebut masih dalam penyelidikan.
"Manfaat vaksin masih lebih besar daripada risikonya," kata EMA.
Sedangkan seorang Profesor Farmako-Epidemiologi di London School of Hygiene and Tropical Medicine, Stephen Evans mengatakan risiko dan manfaat dari vaksin ini masih tergolong seimbang, sehingga masih aman untuk digunakan.
Mengacu pada keputusan penghentian sementara penggunaan vaksin yang dilakukan banyak negara, menurutnya penyelidikan terhadap masalah ini memang harus dilakukan secara hati-hati.
"Ini adalah pendekatan yang sangat hati-hati berdasarkan beberapa laporan yang di Eropa," kata Evans.