Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Riset Ipsos Sebut 80 Persen Masyarakat Indonesia Sambut Baik Vaksinasi

Sebanyak 49 persen responden Indonesia percaya dan yakin pendemi akan segera berakhir dengan adanya vaksinasi

Penulis: Lita Febriani
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Riset Ipsos Sebut 80 Persen Masyarakat Indonesia Sambut Baik Vaksinasi
ist
Pertama kali Lansia ber-KTP Kabupaten Bekasi dapat vaksinasi Covid-19 di Meikarta, bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kab. Bekasi dan Rumah Sakit Siloam 

Pada hasil survei gelombang kedua September 2020, optimisme masyarakat Indonesia juga tertinggi sebesar 75 persen.

Selama pandemi, mayoritas masyarakat Indonesia mengaku lebih memilih membeli produk UMKM melalui e-commerce (64 persen), media sosial (33 persen), aplikasi transportasi online (33 persen), minimarket atau toko tradisional (30 persen).

Adapun produk UMKM yang paling banyak dibeli selama pandemi adalah makanan 55 persen seperti makanan beku (frozen) atau siap dimasak (ready to cook), minuman 53 persen, seperti minuman kopi dan buah segar 53 persen.

Ketiga kategori produk UMKM tersebut masih akan tetap diminati selama 2021 ini, makanan atau kuliner (66 persen), minuman (58 persen) dan buah (52 persen).

Di samping itu, 73 persen responden Indonesia berpendapat bahwa program stimulus yang diberikan Pemerintah untuk industri UMKM sangat membantu mereka untuk bertahan selama pandemi Covid-19.

Baca juga: Sri Mulyani: Data Kesehatan Beberapa Negara Bobol karena Vaksinasi

Group Service Line Leader Thailand, Viraj Juthanii menyampaikan warga di Asia Tenggara masih merasakan dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 pada pendapatan pribadi dan perilaku belanja mereka.

"Indonesia dan Vietnam memiliki optimisme masa depan yang positif secara umum, sementara Singapura pulih dengan kuat. Kembali tingginya kasus positif dan pemberlakuan larangan ketat (lockdown) baru-baru ini telah mendorong sentimen Malaysia dan Thailand 'kembali ke merah'. Konsumen masih menahan pengeluaran dalam jumlah besar (major purchase) karena ketidakpastian atas pendapatan dan keamanan pekerjaan," ungkap Viraj.

Berita Rekomendasi

Sisi positifnya, perilaku belanja terpusat pada 'rutinitas pandemi', yang telah berkembang dalam 1 tahun terakhir, sedang turun.

"Konsumen di Asia Tenggara membuka dompet mereka untuk membeli pengeluaran lebih kecil seperti pakaian, perjalanan lokal dan aktivitas budaya," ucap Viraj.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas