China Rahasiakan Data Mentah Kasus Awal Covid, Sebabkan Tim Penyelidik Kesulitan Selidiki Asal-Usul
Direktur jenderal WHO mengatakan timnya mengalami kesulitan penyelidikan karena China merahasiakan data mentah kasus awal Covid-19.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan hasil penyelidikan di Wuhan, China mengenai asal-usul virus corona (Covid-19).
Menurut keterangan salah satu tim penyelidik yang dipimpin WHO, kata Tedros, pihaknya mengalami kesulitan saat melakukan penyelidikan.
Sebab, China telah menolak memberikan data mentah tentang kasus awal Covid-19 kepada tim penyelidik.
Yang mana hal itu berpotensi mempersulit upaya tim penyelidik untuk memahami bagaimana pandemi global tersebut berasal.
"Dalam diskusi saya dengan tim, mereka mengungkapkan kesulitan yang mereka hadapi dalam mengakses data mentah," kata Tedros pada Selasa (30/3/2021), dikutip dari Channel News Asia.
Baca juga: Capaian Vaksinasi Covid-19 Lansia Rendah, Penyebabnya Kekhawatiran Anggota Keluarga
Di samping itu, Australia, Kanada, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Israel, Jepang, Latvia, Lituania, Norwegia, Korea, Slovenia, Inggris, Amerika Serikat dan Uni Eropa juga mengatakan hal serupa.
"Studi pakar internasional tentang sumber virus SARS-CoV-2 tertunda secara signifikan dan tidak memiliki akses ke data dan sampel asli yang lengkap," kata negara-negara tersebut dalam sebuah pernyataan bersama.
Dengan demikian, ketidakmampuan WHO untuk menyimpulkan di mana atau bagaimana virus mulai menyebar pada manusia berarti bahwa pandemi akan terus berlanjut.
Mencegah hal tersebut, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan negara-negara Barat lainnya menyerukan kepada China agar segera memberikan akses penuh mengenai wabah asli Covid-19 kepada para ahli independen.
Lebih lanjut, Tedros menyampaikan laporan hasil penyelidikan yang ditulis bersama dengan para ilmuwan China.
Hasil penyelidikan yang menghabiskan waktu empat minggu itu mengatakan virus corona mungkin telah ditularkan dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain.
Sedangkan mengenai hipotesis virus berasal dari kebocoran laboratorium Institut Virologi Wuhan adalah sangat tidak mungkin.
Namun, lanjut Tedros, masalah tersebut masih memerlukan penyelidikan lebih lanjut di China.
"Saya tidak percaya bahwa penilaian ini cukup ekstensif," kata Tedros kepada negara-negara anggota dalam sambutan yang dirilis oleh WHO.