Satgas Covid-19: Kejadian Ikutan Vaksin AstraZeneca di Sulut Tergolong Ringan
Pemerintah terus berupaya menjamin keamanan dan kesehatan masyarakat melalui survalians KIPI secara berkesinambungan dan terbuka.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan bahwa berdasarkan analisis oleh Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), efek samping yang dialami penerima vaksin AstraZeneca di Sulawesi Utara (Sulut) tergolong ringan.
"Dari laporan yang diterima Komda KIPI Sulut, menunjukkan bahwa kejadian ikutan yang muncul pada beberapa penerima vaksin di antaranya menggigil, demam, dan pegal, adalah reaksi yang tergolong ringan," kata Wiku dalam Konferensi pers virtual yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (1/4/2021).
Pemerintah, kata Wiku, terus berupaya menjamin keamanan dan kesehatan masyarakat melalui survalians KIPI secara berkesinambungan dan terbuka.
Pemerintah terus menerima seluruh masukan pakar di tingkat nasional seperti ITAGI yakni Indonesia Technical Advisory Group on Immunization, maupun global seperti GAVI. Global Alliance for Vaccine and Immunization.
"Dari kejadian ini, masyarakat bisa melihat bahwa pemerintah tidak berhenti melakukan monitoring setelah proses vaksinasi dilakukan. Namun terus menerus diamati dampaknya demi proses vaksinasi ke depan yang lebih baik," katanya.
Baca juga: Badan Kesehatan di Amerika Jelaskan Mengapa Beberapa Orang Terinfeksi Covid-19 meski Sudah Divaksin
Sebelumnya, Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) Hindra Irawan mengatakan, pihaknya telah merekomendasikan agar pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Sulawesi Utara dilanjutkan kembali.
Hal itu menyusul adanya laporan KIPI usai menerima suntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca.
"Kemarin sore saya laporkan ke Pak Menteri Kesehatan bahwa semua yang dilaporkan telah dilakukan investigasi dan data menunjukan semuanya KIPI ringan," ujar Hindra saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (30/3/2021).
"Semua sudah pulang ada satu orang yang mesti dilakukan observasi mudah-mudahan orang tersebut sudah bisa pulang hari ini karena laporan laboratorium dan semua penelitian normal," sambung dia.
Ia memaparkan, KIPI yang ditemukan berupa muntah, demam, sakit kepala, nyeri otot, merupakan gejala ringan yang biasa ditemukan.
Selain itu, jumlah kasus yang ditemukan lebih rendah dari angka yang diperlihatkan fase 1, fase 2, fase 3 pada waktu dilakukan uji klinis AstraZeneca di beberapa negara di dunia.
"Saya tidak hapal (total kasus KIPI di Sulut), tapi proporsinya sangat rendah jika dibandingkan ribuan vaksin yang diberikan tentunya, yakni 4.000 atau 6.000 (dosis vaksin)," jelas Hindra.
Dari hasil kajian tersebut ia menuturkan, Komnas KIPI merekomendasikan vaksinasi dilanjutkan karena vaksin AstraZeneca aman digunakan.
"Jadi kami membuat surat kepada Komda KIPI bahwa dari hasil kajian bahwa KIPI-nya ringan. Untuk itu kita menyatakan bahwa vaksin ini aman dan dapat diteruskan program vaksinasinya dan mudah-mudahan komda KIPI nya disampaikan ke Kadinkes untuk diteruskan ke Gubernur supaya vaksinasinya dapat diteruskan kembali," ujar dia.