Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lembaga Eijkman Segera Serahkan Bibit Vaksin Merah Putih ke Bio Farma untuk Uji Praklinik

Bibit vaksin yang akan diserahkan kemudian akan melalui uji praklinik dan uji klinik, serta diproses untuk perizinan.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Lembaga Eijkman Segera Serahkan Bibit Vaksin Merah Putih ke Bio Farma untuk Uji Praklinik
Freepik
Ilustrasi vaksinasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman akan segera menyerahkan seed atau bibit vaksin Merah Putih kepada Bio Farma untuk diproses lebih lanjut.

Kepala LBM Eijkman Prof Amin Subandrio mengatakan saat ini pihaknya memasuki tahapan akhir dalam pengembangan bibit vaksin Covid-19 berbasis protein rekombinan itu.

"Di mana kami sudah bisa mengembangkan protein rekombinan sesuai dengan targetnya, kemudian protein S dan protein N, spike protein dan nukleokapsid protein yang akan dijadikan sebagai kandidat vaksin," ujarnya dalam konferensi pers virtual bersama BPOM RI dan Bio Farma secara virtual, Jumat (16/4/2021).

Baca juga: Menlu Retno: Indonesia Tolak Politisasi dan Nasionalisme Vaksin

Bibit vaksin yang akan diserahkan kemudian akan melalui uji praklinik dan uji klinik, serta diproses untuk perizinan.

Meski proses berikutnya akan lebih banyak dilakukan  Bio Farma.

Amin memastikan lembaga Eijkman tidak langsung lepas tangan, tapi tetap ikut serta dalam perkembangan selanjutnya.

"Kami ikut sampai dengan uji klinik fase I, II, dan III," ucap Amin.

Berita Rekomendasi

Diprediksi vaksin Merah Putih dari lembaga Eijkman ini bakal mendapat izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) pada akhir semester pertama 2022.

Diketahui, vaksin Merah Putih dikembangkan oleh enam lembaga dalam negeri, yakni LBM Eijkman, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Airlangga.

Enam lembaga tersebut mengembangkan vaksin Covid-19 dengan metode yang berbeda.

Eijkman mengembangkan dengan platform protein rekombinan, UI dengan platform DNA, MRNA, dan virus-like particle.

Sementara Universitas Airlangga adenovirus, ITB juga adenovirus, sementara Universitas Gajah Mada menggunakan protein rekombinan dan LIPI juga dengan protein rekombinan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas