Kanada Kembali Laporkan Kasus Pembekuan Darah Langka setelah Suntik Vaksin COVID-19 AstraZeneca
Kanada kembali melaporkan kasus pembekuan darah langka setelah penyuntikan vaksin virus corona (Covid-19) AstraZeneca.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Tiara Shelavie
Dikatakan risiko kematian akibat Covid-19 jauh lebih besar daripada risiko kematian akibat efek samping pembekuan darah itu.
Namun pilihan untuk tetap menggunakan AstraZeneca menjadi keputusan masing-masing negara.
Sebagian besar negara Eropa lain menangguhkan vaksin Covid-19 AstraZeneca sementara lalu menggunakannya lagi.
Beberapa hanya membatasi vaksin untuk usia tertentu.
Sementara itu Amerika dan Swiss tidak mengizinkan penggunaan vaksin AstraZeneca karena khawatir terhadap efek sampingnya.
Baca juga: BPOM Disebut Telah Mengingkari Kesepakatan yang Dibuat Sebelumnya terkait Vaksin Nusantara
Brostrom mengatakan studi bersama berdasarkan data kesehatan Denmark dan Norwegia memperkirakan bahwa satu dari 40.000 orang yang divaksinasi dengan AstraZeneca dapat mengalami komplikasi serius.
Kemungkinan komplikasi itu tidak ada kesimpulan yang pasti terkait usia maupun jenis kelaminnya.
Komisi Eropa saat ini memiliki portofolio dari 2,3 miliar dosis vaksin Covid-19 dari beberapa perusahaan, termasuk AstraZeneca dan sedang menegosiasikan lebih banyak kontrak.
Kepala Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen mengumumkan rencana pada Rabu untuk memperpanjang kontrak vaksin COVID-19 dengan Pfizer hingga 2023.
Ada juga kontrak untuk mengirim 50 juta vaksin Pfizer lebih cepat dari jadwal.
BPOM Ingatkan Nakes Patuhi Label Warning Vaksin AstraZeneca
Sementara itu, di Indonesia, Kepala BPOM Penny K Lukito mengingatkan, agar tenaga kesehatan berhati-hati dalam memberikan suntikan vaksin AstraZeneca.
Petugas kesehatan diharapkan melakukan skrining teliti terhadap sasaran dan mengetahui seksama label warning vaksin AstraZeneca.
Hal itu dilakukan untuk menghindari kemungkian kejadian blood clot (trombosis) atau pembekuan darah.