71,4 Persen Relawan Uji Klinik I Vaksin Nusantara Alami Kejadian Tidak Diinginkan, Ini Repon RSPAD
71,4 persen relawan uji klinik fase I vaksin Nusantara mengalami kejadian tidak diinginkan (KTD). Ini respon RSPAD Gatot Subroto.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pelayanan Kesehatan (Diryankes) RSPAD Gatot Subroto, Brigjen TNI dr. Nyoto Widyoastoro menyebut gejala-gejala atau efek samping dalam penelitian sebuah vaksin adalah hal yang lumrah terjadi.
Hal ini disampaikan menyoroti laporan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang menyebut 71,4 persen relawan uji klinik fase I vaksin Nusantara mengalami kejadian tidak diinginkan (KTD).
"Gejala-gejala kegiatan penelitian vaksin, yang jelas semua vaksin itu mesti ada protein asli. Pasti kalau disuntikkan akan menyebabkan gejala," kata dr. Nyoto saat konferensi pers di Mabes TNI, Jakarta, Senin (19/4/2021).
"Dalam penelitian (vaksin) pasti begitu," imbuh dr. Nyoto.
Gejala-gejala yang dialami pasca-imunisasi umumnya sakit saat disuntik dan demam.
Baca juga: Menkes: Rebutan Vaksin Covid-19 Di Dunia Makin Keras
Baca juga: Sikap Mabes TNI Soal Vaksin Nusantara, Sebut Bukan Program TNI, Didukung Jika Sesuai Kriteria BPOM
Nyoto memastikan, semua efek samping yang dirasakan para relawan uji klinik fase I vaksin Nusantara telah dicatat dan akan dilaporkan pada pemangku kepentingan, dalam hal ini Badan POM.
"Semua gejala tidak ada yang ditutupi atau tidak dilaporkan. Jadi semua gejala yang ada akan dilaporkan," ujar dr. Nyoto.
Selain itu dr. Nyoto juga menjelaskan bahwa vaksin-vaksin Covid-19 lainnya juga memiliki efek samping pada manusia.
"Vaksin-vaksin lain pun mungkin gejalanya agak pegal-pegal badannya, lemas dan sebagainya. Itu semua gejala yang barangkali juga muncul kepada vaksin-vaksin yang lain," kata dia.