Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Epidemilog Sebut Indonesia Punya Potensi Seperti India Jika Kasus Mutasi Corona B117 Lebih dari 50%

Pandu Riono berpandangan Indonesia memiliki kemungkinan mengikuti India yang memiliki kasus Covid-19 drastis.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Epidemilog Sebut Indonesia Punya Potensi Seperti India Jika Kasus Mutasi Corona B117 Lebih dari 50%
TRIBUNNEWS/Jeprima
Petugas saat melakuan penyemprotan cairan disinfektan di seluruh ruangan Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (16/4/2021). Kegiatan kali ini untuk meningkatkan protokol kesehatan sekaligus mengantisipasi penyebaran COVID-19 di tempat ibadah saat Ramadhan 1442 Hijriah setelah dibukanya kembali Masjid Istiqlal untuk umum pada awal ramadhan kemarin. (Tribunnews/Jeprima) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono berpandangan Indonesia memiliki kemungkinan mengikuti India yang memiliki kasus Covid-19 drastis.

"Mungkinkah Indonesia mengalami hal yang sama (dengan India atau Eropa). Pak Menteri (BGS) selalu bertanya ke saya ya mungkin (terjadi gelombang ketiga)," ujar Pandu dalam diskusi virtual beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, meski vaksinasi dilakukan namun penularan mutasi Covid-19 jauh lebih cepat.

Kejadian lonjakan kasus di beberapa negara merupakan suatu fenomena shifting antara mutasi, dimana ada perubahan transisi ke virus lama ke mutasi yang baru.

 "Jadi virusnya mempunyai kemampuan yang cepat, dua kali lebih cepat sehingga akan jauh lebih tinggi penularannya dan lebih tinggi kasus yang ditemukan," terangnya.

Baca juga: Update Corona Global 19 April 2021: Total 120,6 Juta Pasien Sembuh dari Covid-19 di Seluruh Dunia

Mutasi Virus B117, menurut Pandu terjadi jika telah menginfeksi di atas 50 persen, maka kasus aktif tidak terbendung lagi.

"Itu yang jadi potensial akan terjadi di Indonesia. Indonesia kalau lihat data Jakarta itu observasi semua 3M turun. Orang sudah lupa dengan pandemi," kata dia.

Berita Rekomendasi

Meski demikian, potensi tersebut dapat diantisipasi melalui displin protokol kesehatan 3M serta pembatasan mobilitas yang ketat.

"Apakah kita bisa cegah? Bisa dengan betul-betul batasi mobilitas penduduk, dan tingkatkan 3M dan surveillance, testing, pelacakan isolasi yang benar. Dengan demikian kita berusaha hambat penularan, penularan terjadinya transisi yang cepat dari virus lama ke virus baru," ujar Pandu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas