Ahli Dari UI Laporkan Situasi Penggunaan Vaksin AstraZeneca di 6 Negara Tetangga Indonesia
Guru Besar FKUI Profesor Tjandra Yoga Aditama melaporkan situasi penggunaan vaksin AstraZeneca di negara tetangga Indonesia.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan menghentikan sementara distribusi dan penggunaan vaksin AstraZenca batch CTMAV547 untuk pengujian toksisitas dan sterilitas.
Kejadian pasca vaksinasi AstraZeneca memang bukan hal yang baru.
Baca juga: Ketua Satgas IDI: Selain batch CTMAVT47, Vaksin AstraZeneca Aman Digunakan
Baca juga: Fakta Penghentian Distribusi Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547, Alasan hingga Jaminan Keamanan
Beberapa negara di Eropa sempat menghentikan proses penyuntikan karena ada laporan terkait pembekuan darah usai vaksin.
Vaksin AstraZeneca telah banyak didistribusikan termasuk ke kawasan Asia Tenggara.
Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Profesor Tjandra Yoga Aditama melaporkan situasi penggunaan vaksin AstraZeneca di negara tetangga Indonesia.
Berikut rangkumannya.
"Beberapa minggu yang lalu saya mengikuti pertemuan internasional pakar kesehatan tentang vaksin COVID-19. Masing-masing kami menyampaikan perkembangan vaksinasi di negara masing-masing," ungkapnya dalam pesan elektronik yang diterima Selasa (18/5/2021).
Baca juga: Dihentikan Sementara, Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 Hanya Didistribusikan di DKI dan Sulut
Baca juga: Pria 22 Tahun Diduga Meninggal Usai Disuntik AstraZeneca, Satgas: Vaksinasi Masih Berjalan
1. Malaysia
Pakar dari Malaysia menyampaikan bahwa dinegaranya masyarakat dapat menggunakan vaksin AstraZeneca bila mereka menginginkannya.
"Jadi tergantung pilihan sendiri atau “opt in”," ucapnya.
Pemerintah Malaysia memang menyediakan beberapa jenis vaksin untuk rakyatnya, yaitu vaksin Pfizer, AstraZeneca, Sinovac, CanSinoBio dan Gamaleya.
2. Singapura
Pemerintah Singapura pada Maret 2021 menyampaikan bahwa “Health Sciences Authority (HSA)” sedang dalam komunikasi dengan berbagai perushaan termasuk AstraZeneca tentang kemungkinan penggunaannya di negara itu.