890 Relawan Kekerasan Perempuan dan Anak Disuntik Vaksin Covid-19 AstraZeneca
890 pegiat serta relawan kekerasan perempuan dan ana melakukan vaksinasi Covid-19.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 890 pegiat serta relawan kekerasan perempuan dan ana melakukan vaksinasi Covid-19.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menegaskan pegiat serta relawan kekerasan perempuan dan anak merupakan target fungsional dan strategis dalam upaya menekan laju penyebaran Covid-19.
Berdasarkan laporan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPPA), angka kekerasan perempuan dan anak meningkat tajam pada masa pandemi Covid-19.
“Mudah-mudahan dengan adanya vaksinasi ini akan membangkitkan kembali kepercayaan diri para pegiat dan relawan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,” ujarnya di Jakarta, Senin (24/5/2021).
Melalui vaksinasi diharapkan penyelesaian kasus kekerasan perempuan dan anak dapat mencapai target ideal yaitu kekebalan kawanan (health immunity).
Baca juga: BPTJ Melakukan Tes Acak Covid-19 Terhadap 1.707 Penumpang, 22 Diantaranya Terindikasi Positif
“Walaupun nanti sudah divaksin harus tetap mematuhi 3T sebagai tanggung jawab pemerintah dan juga 3M oleh masyarakat. Jadi, ini adalah salah satu ikhtiar dari kita untuk menyukseskan program yang menjadi arahan Presiden,” katanya.
Wamenkes Jamin Keamanan AstraZeneca
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono memastikan efektivitas dan keamanan dari penggunaan vaksin AstraZeneca yang diberikan kepada para pegiat dan relawan kasus kekerasan perempuan dan anak tersebut.
Ia menyebut vaksin AstraZeneca telah digunakan lebih dari 1 miliar vaksinasi di seluruh dunia.
Meskipun demikian, dari angka kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) dari vaksin AstraZeneca lebih tinggi sedikit daripada vaksin Sinovac.
Baca juga: Anjing Bisa Deteksi Covid-19 pada Penumpang Meski Tanpa Gejala
Hanya, dari nilai kemanfaatan antara vaksin AstraZeneca dan Sinovac adalah sama.
“Evaluasi sedang kita lakukan dan memang yang paling penting adalah evaluasi KIPI-nya ini. Kalau yang sudah diimunisasi ada kejadian-kejadian efek samping akibat vaksinasi ini, boleh melapor ke center vaksinasi yang ada dan untuk hasil kajian KIPI dengan batasan usia sedang kami bahas dan dalam minggu-minggu ini kita keluarkan,” katanya.
Sementara itu, ia menyatakan pemerintah lintas sektoral terus melakukan upaya percepatan vaksinasi.
Kemenkes menargetkan percepatan vaksinasi mencapai 1 juta vaksinasi perhari dengan asumsi vaksinasi yang ada saat ini sudah cukup ditambah vaksinasi gotong-royong yang dimulai sejak 18 Mei lalu.
Baca juga: Presiden Brasil Pawai Motor di Tengah Kecaman Tidak Mampu Menangani Covid-19
MenPPPA Bintang Puspayoga menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan vaksinasi terhadap pemerhati perempuan sebanyak 327 orang pada bulan April lalu bertepatan dengan Hari Kartini.
Sedangkan vaksinasi kali ini melibatkan 890 pegiat relawan kekerasan perempuan dan anak dari 67 organisasi.
“Concern kita adalah untuk bisa menurunkan angka kekerasan perempuan dan anak. Dengan vaksinasi ini akan memberikan rasa aman bagi mereka untuk memberikan pendampingan pada perempuan dan anak korban kekerasan,” ujar Bintang.