Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahli Virologi : 70 Persen Warga Divaksinasi Pandemi Covid-19 Bisa Berakhir

Ahli Virologi Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika menyebut, pandemi akan segera berakhir jika vaksinasi telah di atas 50% dari penduduk

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Ahli Virologi : 70 Persen Warga Divaksinasi Pandemi Covid-19 Bisa Berakhir
Tribunnews/Jeprima
Petugas medis bersiap menyuntikkan cairan vaksin Covid-19 fase kedua yang akan diberikan kepada penerima vaksin di pusat belanja Thamrin City, Jakarta Pusat, Rabu (2/6/2021). Sebanyak 2.000 pelaku usaha di lokasi tersebut menjalani vaksinasi tahap kedua. Sebelumnya mereka telah menerima vaksin tahap pertama yang dilaksanakan pada 3 dan 4 Mei 2021. Vaksinasi ini diinisiasi oleh beberapa asosisasi antara lain Kadin, APPBI, Apindo, Hippindo, dan beberapa asosiasi lainnya yang bertujuan untuk menimbulkan kenyamanan dan rasa aman bagi pedagang dan pembeli serta untuk ikut menyukseskan program vaksinasi di Indonesia. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ahli Virologi Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika menyebut, pandemi akan segera berakhir jika vaksinasi telah di atas 50% dari penduduk apalagi kalau mencapai lebih dari 70%.

Hal itu dasari dari pengalaman dari beberapa negara misalnya di Inggris yang cakupan vaksinasinya di atas 50 persen dan Amerika di atas 40 persen.

"Kasus COVID-19 di kedua negara itu sudah turun dengan angka yang luar biasa. Awal Januari 2021, kasus di Inggris hingga 70.000, sekarang hanya 2000-3000 kasus per hari,” terangnya dalam diskusi KCPEN yang digelar virtual, Kamis (3/6/2021).

Baca juga: Singapura Mulai Vaksinasi Covid-19 untuk Siswa Berusia 12 Tahun ke Atas

Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Kudus, Komisi IX Ingatkan Pemerintah Soal Pandemic Fatigue 

Sementara di Indonesia vaksinasi bagi tenaga kesehatan sudah mendekati 100% untuk dosis kedua.

"Kasus COVID-19 telah jauh menurun dibandingkan dengan sebelum vaksinasi," ucapnya.

Petugas RS Bhakti Wira Tamtama melayani vaksinasi Covid-19 secara drive thru di depan Pos Naga, Simpang Lima, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (3/6/2021). Dalam vaksinasi Covid-19 secara drive thru tersebut, Polrestabes Semarang bersama Kodim 0733/BS dan Pemkot Semarang berkoordinasi dengan Sekretaris Dinkes Kota Semarang. Diharapkan dengan adanya vaksinasi secara drive thru ini bisa memudahkan masyarakat yang ingin vaksin tanpa harus mengantre lama. Tribun Jateng/Hermawan Handaka
Petugas RS Bhakti Wira Tamtama melayani vaksinasi Covid-19 secara drive thru di depan Pos Naga, Simpang Lima, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (3/6/2021). Dalam vaksinasi Covid-19 secara drive thru tersebut, Polrestabes Semarang bersama Kodim 0733/BS dan Pemkot Semarang berkoordinasi dengan Sekretaris Dinkes Kota Semarang. Diharapkan dengan adanya vaksinasi secara drive thru ini bisa memudahkan masyarakat yang ingin vaksin tanpa harus mengantre lama. Tribun Jateng/Hermawan Handaka (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

Prof. Mahardika juga menyampaikan, nantinya saat cakupan vaksinasi di Indonesia melebihi 50%, protokol 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci Tangan tidak boleh dilonggarkan.

Berita Rekomendasi

“Karena memakai masker, misalnya, akan mencegah kita terhadap penyakit menular, tidak hanya COVID-19 tapi juga influenza dan penyakit-penyakit lainnya,” ujarnya.

Hingga Rabu (2/6/2021), vaksinasi Indonesia telah mencakup total 27,6 juta dosis.

"Kita baru mencapai 6%. Mungkin kita bisa kumpulkan data guru-guru dan petugas publik yang sudah divaksinasi, apakah data kesakitan atau kematian mengalami penurunan. Kalau itu terjadi, maka begitu angka 50% tercapai, atau idealnya 70%, tercapai maka kita sudah bisa mengatakan pandemi sudah terkendali,” ujar guru besar dari Universitas Udayana Bali ini.

Prof. Mahardika juga mencontohkan bagaimana herd immunity terbentuk pada pandemi sebelumnya, seperti pada flu spayol maupun pandemi flu burung beberapa waktu lalu.

Herd immunity baik yang alami maupun yang buatan akan membuat pandemi COVID-19 ini lebih cepat terkendali.

“Asumsinya tanpa vaksin itu 3 tahun, maka dengan vaksin dalam 1,5 tahun sudah berakhir. Sekali lagi saya berharap sekali vaksin itu akan menyebabkan kita keluar dari cekaman pandemi ini,” ujar Prof. Mahardika.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Terkini
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas