India Tutup Semua Balai Konservasi Harimau Setelah Seekor Singa Terpapar Covid-19 di Kebun Binatang
Pemerintah India memerintahkan penutupan sementara terhadap semua balai konservasi harimau untuk pariwisata
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Pemerintah India memerintahkan penutupan sementara terhadap semua balai konservasi harimau untuk pariwisata setelah wabah Covid-19 ditemukan di kebun binatang di seluruh negeri tersebut.
Dilansir dari CNN dan Saudi Gazette, Kamis (10/6/2021), Otoritas Konservasi Harimau, sebuah lembaga di bawah kementerian lingkungan pemerintah India, mengeluarkan perintahnya pada Senin (7/6/2021) setelah kematian singa betina yang terdeteksi positif corona beberapa hari sebelumnya.
"Contoh terbaru hewan kebun binatang terinfeksi Covid-19, sekali lagi menunjukkan tingginya kemungkinan penularan penyakit dari manusia yang terkena ke hewan liar dalam penangkaran," tulis dalam perintah itu.
"Transmisi atau penularan serupa juga dapat terjadi pada konservasi harimau."
Untuk mencegah harimau dan satwa liar lainnya terinfeksi, semua balai konservasi harimau harus ditutup untuk kegiatan pariwisata sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.
Berdasarkan catatan World Wildlife Fund (WWF), harimau adalah spesies yang terancam punah dan jumlahnya kurang dari 4.000 ekor di muka Bumi ini.
Baca juga: India Catat Rekor, 6.148 Orang Meninggal Dunia Akibat Covid-19 Dalam 24 Jam Terakhir
Beberapa ribu harimau hidup dalam konservasi di India, yang telah melihat populasinya meningkat dalam beberapa tahun terakhir berkat upaya konservasi termasuk perluasan tutupan hutan dan hukuman penjara karena membunuh hewan-hewan itu.
Wabah terbaru terjadi di Taman Zoologi Arignar Anna, juga dikenal sebagai Kebun Binatang Vandalur, di kota tenggara Chennai, kata pemerintah negara bagian Tamil Nadu dalam sebuah rilis berita.
Sejumlah singa Asia, spesies yang terancam punah dan hanya berjumlah ratusan, telah menunjukkan gejala penyakit di kebun binatang.
Pada hari Kamis (4/6/2021), singa betina berusia 9 tahun tanpa gejala bernama Neela mati.
Baca juga: Kasus Baru Covid-19 Masih Bermunculan, Masyarakat Diimbau Tetap Disiplin Terapkan Prokes
Masih belum jelas apakah Covid-19 adalah penyebab langsung kematian hewan itu.
Pejabat kebun binatang dan tim dokter hewan segera mengkarantina semua singa dan mulai mengobatinya dengan antibiotik.
Mereka telah mengambil sampel dari singa, harimau, dan mamalia besar lainnya untuk dikirim guna pengujian, berharap urutan genetik dapat mengungkapkan jenis mutasi mana dari virus yang menginfeksi singa.
Kepala menteri Tamil Nadu, MK Stalin, mengunjungi kebun binatang pada hari Minggu (6/6/2021) untuk meninjau situasi dengan sejumlah menteri dan otoritas satwa liar lainnya.
Stalin memerintahkan para pejabat untuk memastikan semua staf kebun binatang dan penangan hewan menerima vaksin, dan untuk "memberikan perawatan terbaik kepada singa yang terinfeksi."
Wabah ini mengikuti delapan kasus positif pada bulan Maret di antara singa di kebun binatang Hyderabad.
Wabah serupa juga telah dilaporkan di kandang singa kebun binatang dan safari di Jaipur dan Etawah.
Sebagai langkah pencegahan, Tamil Nadu menutup kebun binatang untuk pengunjung pada 20 April.
Baca juga: India Catat 92.596 Kasus Baru Covid-19 Selama 24 Jam Terakhir
Sejumlah hewan juga terinfeksi di belahan dunia lain. Di New York, sejumlah harimau dan singa di Kebun Binatang Bronx diketahui positif Covid-19 pada April 2020 setelah menunjukkan gejala termasuk batuk. Kini mereka telah pulih.
Berita itu memicu kekhawatiran di kalangan ahli zoologi setelah penyebaran berita infeksi Kebun Binatang Bronx, Otoritas Konservasi Harimau Nasional India memerintahkan semua balai konservasi harimau di negara itu untuk mengamati harimau mereka atas gejala dan untuk memastikan semua penangan hewan negatif corona.
“Wabah Covid-19 baru-baru ini melanda setelah gelombang kedua virus di India, yang dimulai pada pertengahan Maret lalu dan memuncak pada awal Mei. Itu menewaskan puluhan ribu orang, membuat jutaan orang sakit, membuat negara ini terguncang dan menempatkan hewan pada risiko infeksi yang lebih besar juga,” kata Nikolaus Osterrieder, dekan kedokteran hewan dan ilmu kehidupan di City University of Hong Kong.
“Kucing seperti singa dan harimau sangat rentan terhadap penyakit parah,” tambahnya.
Sementara hewan seperti cerpelai dan musang mungkin lebih rentan terhadap infeksi, mereka umumnya tidak mengembangkan gejala klinis yang parah.
Itu menimbulkan risiko bagi spesies yang terancam punah seperti Neela, singa Asia.
Singa Asia pernah menjelajahi habitat dari Afrika ke Yunani, tetapi sekarang hanya ditemukan di India, menurut Daftar Merah Spesies Terancam Punah dari Persatuan Konservasi Alam Dunia.
Menurut WWF jumlahnya saat ini hanya 523 ekor dan mereka menghadapi ancaman perburuan liar, fragmentasi habitat, dan aktivitas manusia yang luas seperti pariwisata satwa liar.
“Wabah kebun binatang hanya menyoroti bahwa manusia dapat menularkan patogen ke hewan, tidak hanya sebaliknya," kata Osterrieder, menunjuk pada penyakit yang diperkenalkan oleh manusia yang sekarang mengancam spesies gorila gunung.
"Kita selalu harus memperhatikan itu," lanjut dia (CNN/Saudi Gazette)