Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebaran 145 Varian Baru Corona Ada di 12 Provinsi di Indonesia, Didominasi Varian Delta

Varian baru virus corona kini menjadi tantangan global, termasuk Indonesia.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
zoom-in Sebaran 145 Varian Baru Corona Ada di 12 Provinsi di Indonesia, Didominasi Varian Delta
(Shutterstock/Petovarga)
Ilustrasi virus corona, gejala virus corona, gejala Covid-19, pasien virus corona 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Varian baru virus corona kini menjadi tantangan global, termasuk Indonesia.

Di Indonesia kini telah terdeteksi ratusan varian baru yang masuk kategori varian of concern (VoC) atau varian yang menjadi perhatian.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan ada 145 kasus varian baru yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Di Kudus misalnya, varian B.1617.2 yang kini dinamai varian Delta tercatat ada 75 kasus.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi membenarkan laporan tersebut.

Baca juga: Hasil Penelitian UGM, 28 dari 34 Sampel Spesimen Covid-19 di Kudus adalah Virus Corona Varian Delta

Baca juga: Lebih dari 700 Jenazah di Bandung Telanjur Dimakamkan secara Covid-19, Ternyata Tak Terpapar Corona

Baca juga: Identifikasi Sampel Klaster Bangkalan, Laboratorium ITD Unair Temukan Virus Corona Varian India

"Iya, hingga per 13 Juni ada 145 varian baru corona yang terdeteksi di Indonesia," kata dia saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Selasa (14/6/2021).

Direktur Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Jumat (14/2/2020).
Direktur Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Jumat (14/2/2020). (Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy)
Berita Rekomendasi

Dengan rincian varian B117 atau varian Alfa sebanyak 36 kasus, lalu varian B.1.351 atau varian Beta sebanyak 5 kasus, dan l kasus varian Delta menjadi varian paling mendominasi dengam jumlah kasus mencapai 104 kasus.

Berikut sebaran 145 kasus tersebut yang dihimpun dari data Kementerian Kesehatan, Selasa (15/6/2021).

1. Kepulauan Riau = 1 kasus

Varian Alfa : 1 kasus
Varian Beta : -
Varian Delta : -

Ada di Batam

2. Sumatera Utara = 2 kasus

Varian Alfa : 2 kasus
Varian Beta : -
Varian Delta : -

Ada di Medan dan Tanjung Balai

3. Sumatera Selatan = 4 kasus

Varian Alfa : 1 kasus
Varian Beta : -
Varian Delta : 3 kasus

Ada Palembang, Prabumulih, dan Penukai Adab Lematang Ilir

4. Riau = 1 kasus

Varian Alfa : 1 kasus
Varian Beta :
Varian Delta :

Ada di Dumai

5. DKI Jakarta = 48 kasus

Varian Alfa : 24 kasus
Varian Beta : 4 kasus
Varian Delta : 20 kasus

6. Jawa Barat = 2 kasus

Varian Alfa : 2 kasus
Varian Beta :
Varian Delta :

Ada di Karawang

7. Jawa Timur = 3 kasus

Varian Alfa : 2 kasus
Varian Beta : 1 kasus
Varian Delta :

Ada di Surabaya

8. Jawa Tengah = 76 kasus

Varian Alfa : 1 kasus
Varian Beta :
Varian Delta : 75 kasus

Ada di Brebes, Cilacap, dan Kudus

9. Bali = 1 kasus

Varian Alfa : 1 kasus
Varian Beta :
Varian Delta :

Ada di Denpasar

10. Kalimantan Tengah = 3 kasus

Varian Alfa :
Varian Beta :
Varian Delta : 3 kasus

Ada di Gunung Mas, Palangka Raya

11. Kalimantan Selatan = 1 kasus

Varian Alfa : 1 kasus
Varian Beta :
Varian Delta :

Ada di Tapin

12. Kalimantan Timur = 3 kasus

Varian Alfa :
Varian Beta :
Varian Delta : 3 kasus

Ada di Samarinda

Untuk diketahui, Organisasi kesehatan dunia atau WHO menggolongkan varian Alfa, Beta, maupun Delta masuk sebagai varian of Concern atau varian yang diwaspadai.

VoC memiliki beberapa karakteristik yang bisa menyebabkan penularan yang lebih cepat (super spreader) dan dapat memengaruhi tingkat keparahan penyakit.

Displinkan Protokol Kesehatan

dr. Nadia mengimbau agar masyarakat tidak jenuh dan bosan untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak) mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan. 

Hal ini juga berlaku bagi yang telah divaksinasi. 

"Kita tentu saja tidak ingin lonjakan kasus yang terjadi di sejumlah provinsi dan mengakibatkan angka keterisian rumah sakit melonjak drastis terjadi di daerah tempat kita tinggal."

"Kita harus memikirkan bukan hanya kesehatan diri kita sendiri, namun juga anggota keluarga kita yang lain dan juga tenaga kesehatan yang bekerja sangat keras dalam menangani pasien,” pesan dr.Nadia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas