Kasua Varian Asli Wuhan Menurun, Indonesia Kini Hadapi Varian Baru Corona
Juru Bicara COVID-19 dari Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan, jumlah kasus Covid-19 kini didominasi varian baru corona.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Juru Bicara COVID-19 dari Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan, jumlah kasus Covid-19 kini didominasi varian baru corona.
Meski tak semua varian baru berbahaya, varian baru yang masuk kategori Varian of Concern (VoC) perlu diwaspadai.
"Di Indonedia varian asli Wuhan itu sangat sedikit sekali. Jadi sudah mulai ada varian-varian baru. Tidak semua varian diwaspadai, kecuali varian Alpa, Beta, atau Delta yang masuk kategori VoC," kata Nadia dalam dialog virtual, Selasa (22/6/2021).
Baca juga: Pejabat Intel China Diduga Membelot ke Amerika Serikat, Bawa Info Rahasia Virus Corona
Baca juga: Jubir Kemenkes : Ada 151 Kasus Varian Delta di Indonesia Tersebar di 8 Provinsi
Ia mengatakan, Indonesia kini mewaspadai penyebaran 3 varian baru tersebut.
Varian Alpa misalnya, dikatakan Nadia memiliki kecepatan menular 6-7 kali daripada varian asli dari Wuhan.
"Saat ini ditemukan 45 kasus dari hasil survellains," ujar Nadia.
Varian kedua yang perlu diwaspadai adalah varian Beta atau sebelumnya disebut varian Afrika B.1351.
Disampaikan Nadia, varian ini meningkatkan tingkat keparahan penyakit.
"Jadi gampang terinfeksi dan cepat sekali menjadi berat," jelas Nadia.
Varian ini sudah ditemukan di Indonesia sebanyak 6 kasus.
Baca juga: WHO Sebut Varian Delta Dapat Mendominasi Infeksi Covid-19 Global
Baca juga: Daftar Gejala Covid-19 Varian Delta dan Perbedaannya dengan Mutasi Lain: Lebih Terasa Seperti Flu
Sementara untuk varian Delta, telah ditemukan 151 kasus.
Ia memaparkan, selain DKI Jakarta dan Jawa Tengah, ada 6 provinsi lain yang melaporkan temuan varian yang berasal dari India ini yakni Jawa Barat, Banten, Gorontalo, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Sumatera Selatan.
"8 provinsi tadi sudah melaporkan ada varian Delta dan yang terbanyak ada di DKI Jakarta dan Jawa Tengah," ungkap perempuan yang juga menjabat Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan ini.
Varian Delta ini dilaporkan memiliki tingkat penularan 3 - 4 lebih cepat daripada varian Alfa asal Inggris.
"Varian Alfa memiliki tingkat penularan 6-7 kalil ebih cepat dari varian aslinya yakni Wuhan. Sementara ini varian Delta 3-4 kali lebih cepat daripada varian Alfa. Jadi varian Delta ini memang dilaporkan merupakan salah satu faktor kejadian melonjaknya kasus Covid-19 di India," terang dr.Nadia.