Indonesia Perlu Tiru Cara India Menurunkan Kasus Covid-19 hingga 8 Kali Lipat
India beberapa waktu sempat mengalami lonjakan kasus yang sangat tajam lalu kasusnya menurun tajam. Indonesia dianggap perlu meniru cara menurunkannya
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- India beberapa waktu sempat mengalami lonjakan kasus yang sangat tajam.
Kasus Covid-19 baru harian di India naik 40 kali dari 9.121 orang pada 15 Februari 2021 menjadi tertinggi 414.188 kasus sehari pada 6 Mei 2021.
Namun, India juga berhasil dengan amat cepat menurunkan kasusnya.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, India melakukan berbagai upaya maksimal sehingga angka kasus baru terus turun dengan tajam.
Data 22 Juni 2021 menunjukkan 50 ribu lebih kasus baru dalam seharinya.
Baca juga: Khawatir Picu Gelombang Ketiga Covid-19, India Beri Perhatian Serius Varian Delta Plus
Baca juga: Varian Delta Bisa Menular Hanya dengan Berpapasan? Pakar: Masih Perlu Penelitian Ilmiah
"Jadi turun delapan kali lipat dalam waktu sebulan saja. Mungkin baik kita lihat apa yang India lakukan, yang pada dasarnya merupakan kaidah umum mengendalikan peningkatan kasus yang tinggi," ujar Prof Tjandra dalam pesan tertulisnya, Kamis (24/6/2021).
Berikut hal yang bisa dicontoh Indonesia, agar dapat segera mengendalikan kasus Covid-19 seperti India.
Pertama, Pembatasan Sosial
etika kasus meningkat tajam di India maka beberapa daerah / negara bagian di negara itu melakukan berbagai tingkat pembatasan sosial.
Ada yang dengan sangatmemperketat 3 M, ada yang membatasi kegiatan dengan pemberlakuan jam malam, dan ada juga yang “lockdown” sebagian/parsial dan ada juga yang total penuh sampai beberapa waktu.
Kedua, Lakukan Tes Bermakna
Hal selanjutnya yang dilakukan di India adalah meningkatkan jumlah tes secara bermakna.
Saat ada peningkatan kasus maka jumlah tes dinaikkkan secara amat besar-besaran dan mencapai lebih dari 2 juta tes seharinya pada bulan Mei 2021.
" Kita tahu bahwa tes punya tiga manfaat amat penting. Pertama, mereka yang positif dapat ditangani dari aspek kesehatannya, kedua mereka dapat diisolasi atau dikarantina mandiri atau dirawat sesuai kebutuhan, dan ke tiga dapat diputus rantai penularan dari yang positif ke masyarakat sekitarnya. Tentu saja sesudah tes maka harus diikuti dengan kegiatan telusur (“tracing”) yang massif pula," ujarnya.
Ketiga adalah vaksinasi.
Vaksinasi digebar besar-besaran, hampir 15 kali lipat dalam 4 bulan. Sehari dapat sampai 3 juta orang yang divaksin.
"Tentu saja selain ke tiga upaya besar ini maka pelayanan kesehatan juga amat diperkuat di India pada bulan-bulan kasusnya amat tinggi," tutur mantan direktur WHO Asia Tenggara ini
Selain 3 hal itu, bagi anggota masyarakat terus memperketat 3 M dan juga 5 M. Kalau terpaksa keluar rumah maka lakukanlah tiga hal.
Tetaplah patuh untuk jaga jarak, WHO menyebutnya sebagai “farther away from others safer than close together”.
Ke dua, saat terpaksa berkumpul maka memang akan jauh lebih baik kalau dilakukan di udara terbuka, “open air spaces safer than enclosed spaces”.
"Kalau betul-betul terpaksa harus di dalam ruangan maka anjurannya adalah jendela dibuka agar ada ventilasi terbuka dengan udara luar atau diterapkan desain ruangan dengan menerapkan tehnologi sirkulasi udara dengan tepat," kata Prof. Tjandea.
Terakhir, adalah mengurangi lamanya waktu kalau harus berada di luar rumah, yang disebut “shorter time periods with others are safer”.