Varian Delta Bisa Menular Hanya dengan Berpapasan? Pakar: Masih Perlu Penelitian Ilmiah
Benarkah penularan varian delta bisa terjadi hanya dengan berpapasan dengan seseorang yang positif Covid-19?
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Virus corona varian delta tengah 'menghantui' di masa pandemi covid-19 beberapa waktu terakhir.
Varian ini sangat cepat menular. Bagaimana bisa sangat menular?
Benarkah penularan varian delta bisa terjadi hanya dengan berpapasan dengan seseorang yang positif Covid-19?
Baca juga: Varian Delta Catat 20 Persen Kasus Baru Covid-19 AS, Ahli Medis Prediksi Akan Jadi Strain Dominan
Baca juga: Kemenkes : Varian Delta Memiliki Kecenderungan Menyerang Anak-anak
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
"Itu memang pernyataan di salah satu keterangan pers, setahu saya belum ada penelitian yg dipublikasi di jurnal internasional peer reviewed," ungkapnya saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Kamis (24/6/2021).
Ia mengatakan, belum ada kajian atau laporan ilmiah yang telah membuktikan pernyataan tersebut.
Sejauh ini dan sejak awal telah diumumkan bahwa penularan virus corona melalui droplet yakni saat berbicara atau bernyanyi.
"Penularan dapat terjadi misalnya saat berbicara, bernyanyi keras, batuk, bersin," ujar mantan direktur WHO Asia Tenggara ini.
Baca juga: Penularan Tuberkulosis dan Covid-19 Sama-sama Lewat Droplet
Baca juga: Cara Penularan Virus Corona dari Manusia ke Manusia, Mulai Droplet hingga Tinja
Ia menambahkan, varian Delta memang terbukti meningkatkan penularan.
Di Inggris saja dilaporkan ada 42.323 kasus varian Delta, naik 70% dari minggu sebelumnya, atau naik 29.892 kasus hanya dalam waktu satu minggu saja.
"Juga “Public Health England (PHE)” melaporkan bahwa varian Delta ternyata 60% lebih mudah menular daripada varian Alfa. Juga waktu penggandaannya (“doubling time”) berkisar antara 4,5 sampai 11,5 hari," kata dia.
Kedua, tentang secondary attack rates. data terbaru dari Inggris menunjukkan bahwa secondary attack rates varian Delta lebih tinggi daripada Alfa.
Secondary attack rate varian Delta adalah 2.6 persen dan varian Alfa sebesar 1,6 persen pada mereka dengan riwayat bepergian, serta 8,2 persen pada varian Delta dan 12,4 persen pada varian Alfa pada kontak kasus yang tidak memiliki riwayat bepergian.
Aspek ketiga, adalah tentang dampaknya membuat penyakit menjadi lebih berat dan parah, dan atau menyebabkan kematian.