Permintaan Plasma Konvalesen 3.000 Kantong, PMI Memiliki Stok 109 Kantong
JK menyebut wilayah yang memiliki jumlah permintaan terbesar terhadap plasma konvalesen adalah Kota Surabaya
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Muhammad Jusuf Kalla mengatakan, saat ini Indonesia mengalami defisit plasma konvalesen.
Ia menyebut stok hari ini hanya 109, sementara permintaan seluruh Indonesia sebanyak 3.000 kantung.
"Bisa-bisa besok lebih banyak lagi," ucap JK, saat ditemui di gedung PMI Jakarta, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (2/7/2021).
JK menyebut wilayah yang memiliki jumlah permintaan terbesar terhadap plasma konvalesen adalah Kota Surabaya.
"Permintaan plasma konvalesen di Surabaya yang paling tinggi.
Sekarang yang mengantri saja sudah 400," kata JK.
Baca juga: Peduli Penyitas Kanker Melalui Pemberian Sumbangan Rambut untuk Wig
Menurut JK, Indonesia memiliki 81 alat Alpheresis.
Alat tersebut memiliki fungsi sebagai pengambil plasma konvalesen penyintas Covid-19.
JK berharap, alat ini bisa menampung animo penyintas Covid-19 untuk mendonorkan plasma konvalesen miliknya.
"Tenaga kesehatan sudah siap, alat sudah siap.
Jadi kita minta para penyintas untuk saling membantu," ucap JK.
Sebagai informasi, bagi pasien yang menerima plasma konvalesen, ia akan menerima antibodi dari plasma darah pendonor.
Antibodi yang masuk ke tubuh pasien Covid-19 diharapkan dapat menghambat laju virus di tubuh pasien.
Baca juga: Sekjen PMI: Stop Ngomong Politik, Saatnya Selamatkan Jiwa Manusia Karena Covid-19
Wakil Unit Donor Darah (UDD) PMI Jakarta, Dian Winarti, plasma konvalesen sebaiknya diberikan kepada pasien yang tidak terlalu berat atau menengah.