Kasus Covid-19 Melonjak, Kemenkes Bantah Faskes Kolaps
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi membantah, fasilitas kesehatan kolaps
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi membantah, fasilitas kesehatan kolaps akibat lonjakan kasus Covid-19 yang meroket.
Hal itu disampaikan Nadia sekaligus menanggapi Laporan Koalisi Warga LaporCovid-19 yang mencatat 265 warga meninggal saat menjalani isolasi mandiri di rumah, saat mencari ruang perawatan di rumah sakit, maupun menunggu antrean masuk ke IGD.
"Kalau kolaps enggak, karena kan masih terus memberikan pelayanan sebaik mungkin," ujar Nadia saat dikonfirmasi, Senin (5/7/2021).
Baca juga: LaporCovid19: Rumah Sakit Kolaps dan ICU Penuh, Layanan Pencarian RS Ditutup
Baca juga: Faskes Kolaps, Sebanyak 265 Pasien Isoman Covid-19 Meninggal Dunia
Ia menuturkan, pihaknya telah menginstruksikan penambahan dan ruang rawat inap kepada pemerintah daerah propinsi dan kabupaten/kota untuk mengkonversi seluruh fasilitas kesehatan.
Termasuk RS Swasta minimal 40 persen dari tempat tidur rawat inap untuk pasien COVID-19 untuk daerah zona merah.
Kemudian , minimal 30 persen rawat inap untuk pasien COVID-19 untuk zona kuning.
Lalu minimal 20 persen tempat tidur rawat inap untuk pasien COVID-19 untuk zona hijau.
Selain itu merekomendasi pasien COVID-19 dengan gejala ringan dan tanpa gejala untuk isolasi mandiri di rumah.
"Penambahan tempat isolasi terpusat baik di asmara haji diseluruh propinsi telah dikoordinasikan dengan Kemenag," kata dia.
Meski demikian Nadia mengingatkan masyarakat tetapi yang memiliki gejala sedang, saturasi< 90 persen, ada komorbid tidak terkontrol untuk segera pergi ke faskes agar tidak terlambat ditangani.