Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Positif Covid-19 Terus Melonjak, Peneliti LP3ES Sebut Pemerintah Lalai Atasi Pandemi

Jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 terus mengalami lonjakan dalam beberapa waktu terakhir.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Kasus Positif Covid-19 Terus Melonjak, Peneliti LP3ES Sebut Pemerintah Lalai Atasi Pandemi
Freepik
ilustrasi virus corona 

Laporan Wartawan Tribunnews, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 terus mengalami lonjakan dalam beberapa waktu terakhir.

Hal tersebut membuat Pemerintah pusat dengan tegas melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat.

Imbas dari melonjaknya kasus ini menimbulkan berbagai permasalahan. Tak hanya kesehatan, sektor ekonomi dan kesejahteraan masyarakat juga merasakan imbasnya.

Dosen Fakultas Hukum Universitas Airlangga sekaligus Peneliti Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Herlambang P. Wiratraman menilai Pemerintah sudah lalai dan gagal dalam menangani pandemi.

Ada tiga hal yang menjadi alasannya mengapa pemerintah gagal dalam perihal ini.

Baca juga: Hari Ini 421 Calon Penumpang KRL Dites Antigen, 22 Orang Reaktif Covid-19

“Ada tiga fakta gagalnya negara ini melindungi rakyat. Pertama adalah terlihatnya lonjakan kasus (belakangan ini). Kasus harian covid meluas angkanya dan semakin melonjak tinggi, termasuk dampak dari varian baru,” ujar Herlambang dalam Webinar, Senin (5/7/2021).

Berita Rekomendasi

Lonjakan angka kasus harian yang meningkat tajam saat ini diiringi dengan realitas angka kematian yang juga tinggi.

Menurut Herlambang, seharusnya permasalahan ini dapat diatasi apabila lockdown atau “rem darurat” tidak terlambat dilakukan.

Tak hanya itu, ketika adanya kabar kemunculan varian virus baru di India, Pemerintah harusnya sudah bergerak cepat dengan melakukan langkah-langkah antisipasi.

Fakta kedua terkait gagalnya Pemerintah melindungi rakyatnya adalah, layanan fasilitas yang dinilai buruk.

“Fasilitas layanan kesehatan yang kolaps. Banyak laporan rumah sakit yang tak mampu menerima pasien, bahkan untuk tes saja tak bisa. Ketersediaan tabung oksigen juga terbatas,” jelas Herlambang.

Fakta kegagalan ketiga adalah, tingginya jumlah tenaga kesehatan yang terpapar dan gugur dalam tugasnya.

Baca juga: Hari Ini 421 Calon Penumpang KRL Dites Antigen, 22 Orang Reaktif Covid-19

Berdasarkan laporan IDI per 27 Juni, Herlambang menyebutkan, tercatat sudah 405 Dokter yang meninggal. Angka tersebut meningkat tajam sebanyak 31 orang (periode 1-27 Juni 2021).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas