Anak Usia Berapa yang Berisiko Terpapar Covid-19? Ini Penjelasan Dokter
IDAI menyatakan bahwa risiko terpaparnya anak terhadap Covid-19 sama besar dengan orang dewasa. Anak usia berapa yang rentan terpapar covid-19?
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Jika awal pandemi banyak yang beranggapan hanya orang dewasa lebih berisiko kena Covid-19, kini tidak lagi.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengatakan bahwa risiko terpaparnya anak terhadap Covid-19 sama besar dengan orang dewasa.
Menurut Dr dr Ni Putu Siadi Purniati, Sp A (K) anak memang rentan terkena Covid-19. Karenanya butuh pengawasan yang ketat terkait protokol kesehatan.
Baca juga: Terpapar Covid-19, Komisaris Utama Telkom Bambang Brodjonegoro Dirawat Intensif di RSPP
Baca juga: Ketua IDAI Minta Pemerintah Perbanyak Testing Covid-19 Terhadap Anak, 1 Kasus 30 Testing
Menurut data yang ia miliki, di Bali anak yang paling banyak terdampak Covid-19 berada di atas 7 - 12 tahun. Setelahnya anak-anak berusia 16-18 tahun dan ketiga 12-15 tahun.
"Rata-rata seperti itu. Bali seperti itu, atas 7 tahun lebih tinggi. Mungkin belum mengerti protokol kesehatan, sudah melakukan kontak dengan teman-teman positif tapi tidak menunjukkan gejala," ungkapnya pada siaran Radio Kesehatan, Senin (5/7/2021).
Orangtua sebaiknya berusaha menghindari sendiri Covid-19.
Karena jika terkena, sudah pasti anak-anak di rumah turut terkena.
Khususnya pada anak-anak yang bisa keluar rumah. Yaitu berusia di atas 7 tahun.
Baca juga: Alasan Anak Usia di Bawah 12 Tahun Belum Bisa Menerima Vaksinasi Covid-19
Baca juga: Panduan Resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia Tentang Isolasi Mandiri Anak yang Positif Covid-19
Anak-anak bisa menerima infeksi dari teman-temannya yang tidak bergejala.
Anak dan remaja selalu mau diajak kumpul kapan saja tanpa mengerti protokol kesehatan.
Oleh karena itu, perlu memberikan edukasi pada anak yang sudah sedikit mengerti yaitu di atas usia 13 tahun.
Bagaimana penularan Covid-19 dan apa yang harus dilakukan dalam menjalani protokol kesehatan.
Di sisi lain, menurut dr Purniati untuk gejalanya sama dengan dewasa. Bisa tanpa ada tanpa gejala. Atau memperlihatkan gejala ringan.
Anak-anak rentan terkena gejala berat jika punya penyakit bawaan.