Pecah Rekor Lagi! Kasus Positif Covid-19 Tembus 31.189 Tertinggi Selama Pandemi
Kasus positif pada hari ini hingga pukul 12.00 WIB bertambah 31.189. Total kasus hingga saat ini mencapai 2.345.018 kasus.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus harian virus corona (Covid-19) pada Selasa (6/7/2021) memecahkan rekor.
Kasus positif pada hari ini hingga pukul 12.00 WIB bertambah 31.189. Total kasus hingga saat ini mencapai 2.345.018 kasus.
Informasi itu sebagaimana dilihat di situs Kemenkes.
Sementara itu, pasien sembuh pada hari ini sebanyak 15.863 Hingga saat ini, 1.958.553 orang telah sembuh dari Covid-19.
Kasus kematian pada hari ini tercatat 728 orang. Secara keseluruhan, sebanyak 61.868 orang meninggal terkait Covid-19.
Penambahan kasus positif Covid-19 itu tersebar di seluruh wilayah provinsi di Indonesia.
DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi, dengan total 591.498 kasus positif.
Kemudian disusul oleh Jawa Barat, Jawa Tengah, serta Jawa Timur.
Baca juga: Indonesia dan Jepang Jalin Kerja Sama Tingkatkan Pencegahan COVID-19 di Tempat Kerja
Berikut sebaran jumlah kasus Covid-19 pada Selasa (6/7/2021), di 34 provinsi di Indonesia yang dikutip dari laman kawalcovid19.id:
- DKI Jakarta: 591.498 kasus positif
- Jawa Barat: 409.376 kasus positif
- Jawa Tengah: 268.727 kasus positif
- Jawa Timur: 180.268 kasus positif
- Kalimantan Timur: 80.280 kasus positif
- Riau: 72.776 kasus positif
- Daerah Istimewa Yogyakarta: 66.714 kasus positif
Baca juga: Cara Unduh Sertifikat Vaksin Covid-19 di pedulilindungi.id, Siapkan Nomor HP
- Sulawesi Selatan: 65.534 kasus positif
- Banten: 59.603 kasus positif
- Sumatera Barat: 53.207 kasus positif
- Bali: 51.899 kasus positif
- Sumatera Utara: 36.980 kasus positif
- Kalimantan Selatan: 36.666 kasus positif
- Sumatera Selatan: 29.897 kasus positif
Baca juga: 90 Persen Kasus Covid-19 di Jakarta Didominasi oleh Varian Delta, Luhut: Kita Harus Bekerja Sama
- Kepulauan Riau: 28.262 kasus positif
- Kalimantan Tengah: 26.858 kasus positif
- Lampung: 23.036 kasus positif
- Kepulauan Bangka Belitung: 22.149 kasus positif
- Papua: 21.192 kasus positif
- Nusa Tenggara Timur: 20.436 kasus positif
- Aceh: 19.610 kasus positif
Baca juga: Kasus Covid-19 Membludak, Pemerintah Alihkan Produksi Oksigen Nasional untuk Medis
- Sulawesi Utara: 16.629 kasus positif
- Kalimantan Barat: 15.686 kasus positif
- Sulawesi Tengah: 14.054 kasus positif
- Kalimantan Utara: 13.613 kasus positif
- Jambi: 13.453 kasus positif
- Nusa Tenggara Barat: 13.262 kasus positif
- Papua Barat: 12.012 kasus positif
Baca juga: Apa itu Telemedicine? Layanan Kesehatan yang Difasilitasi Kemenkes bagi Pasien Covid-19
- Sulawesi Tenggara: 11.980 kasus positif
- Bengkulu: 10.878 kasus positif
- Maluku: 9.345 kasus positif
- Sulawesi Barat: 6.065 kasus positif
- Gorontalo: 5.989 kasus positif
- Maluku Utara: 5.895 kasus positif
Stok Peti Mati di Depok Menipis
Melonjaknya angka pasien meninggal dunia akibat Covid-19, berimbas pada menipisnya stok peti mati di Kota Depok, Jawa Barat.
Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Dinas Damkar Kota Depok, Denny Romulo, mengatakan, peningkatan permintaan peti mati ini berlangsung sejak sepekan belakangan ini.
“Sepekan lah. Stok habis terus, sekarang kami ada yang ngirim berapapun (jumlahnya) pasti kami tampung, jelas Denny lewat sambungan telepon pada TribunJakarta, Selasa (6/7/2021).
Baca juga: Klaim Rp 261 Miliar ke BPJS Kesehatan Belum Dibayar, Bupati Bogor Lapor Menteri Luhut
Denny mengatakan, dalam sehari, pihaknya menerima 35 permintaan peti mati untuk pemakaman pasien Covid-19 dan suspek Covid-19.
Bahkan, sempat terjadi permintaan terbanyak hingga 45 peti dalam kurun waktu satu hari.
“Jadi kalau kita kan melayani yang meninggal Covid-19 dan suspek Covid-19 ya. Kalau dilihat atau dihitung sudah 35 sehari lah rata-rata ya, malah pernah 45 (peti) dalam waktu satu hari. Suspek covid juga wajib pemulasaran pakai prosedur covid,” jelasnya.
Lanjut Denny, untuk menunggu hingga peti mati tersedia, keluarga korban pasien Covid-19 harus menunggu dulu selama beberapa jam.
Baca juga: Geram Ibu Hamil Belum WFH, Anies : Ibu Jadi Manajer HRD Harusnya Lebih Sensitif Lindungi Perempuan
Baca juga: WNA Buat Ulah saat PPKM Darurat di Jakut: Berkerumun di Kafe, Main Billiard, Ada yang Positif Corona
“Jadi gini, pada ngantri nunggu peti akhirnya. Ya apa boleh buat. Jadi nunggu peti, nunggu dulu 2-3 jam. Itu kenyatannya karena peti susah kan. Jadi siapa saja yang mau ngirim peti pasti kita terima, mau itu peti, 8 peti, dari tukang-tukang peti. Siapa saja yang mau ngirim kita terima,” tuturnya.