Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penjelasan Terapi Plasma Konvalesen, Cara Kerja hingga Perbedaan dengan Vaksin

Plasma konvalesen telah dikenal lama sebagai salah satu metode terapi pada berbagai kondisi, terutama dalam pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Penjelasan Terapi Plasma Konvalesen, Cara Kerja hingga Perbedaan dengan Vaksin
TRIBUN LAMPUNG/TRIBUN LAMPUNG/Deni Saputra
Seorang penyintas Covid 19 mendonorkan plasma konvalesen di Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Lampung, Jalan Sam Ratulangi, Penengahan, Tanjungkarang Barat, Jumat (25/6/2021). 

Produk darah bisa mencakup sel darah, maupun plasma darah.

"Dalam konsep transfusi darah sekarang ini, sudah memilih memberikan yang namanya komponen darah."

"Artinya, dari satu darah utuh, orang butuh plasmanya, maka yang diberikan plasmanya saja," jelas Tonang.

Baca juga: Ketua DPD RI Imbau Penyintas Donorkan Plasma Konvalesen Bantu Pasien Covid-19

Demikian juga apabila ada yang membutuhkan trombosit, maka yang diberikan hanya trombositnya saja.

Atau misal ada yang membutuhkan sel darah merah, maka yang diberikan hanya sel darah merahnya saja.

"Khusus untuk yang Covid-19 ini, dimaksudkannya adalah memberikan antibodi."

"Kalau dalam kondisi biasa, transfusi plasma itu sebetulnya untuk memberikan faktor pembekuan darah," ungkap Tonang.

Berita Rekomendasi

Beda dengan Vaksin

Ilustrasi vaksin Covid-19
Ilustrasi vaksin Covid-19 (Oli SCARFF / AFP)

Sementara itu plasma konvalesen tidak bisa dibandingkan dengan vaksin untuk Covid-19.

Target plasma konvalesen dengan vaksin disebut Tonang memiliki perbedaan.

"Kalau plasma konvalesen ini sifatnya adalah memberikan antibodi yang sudah jadi, dari seseorang ke orang lain," ungkapnya.

Sedangkan vaksin, bermaksud merangsang tubuh supaya membentuk antibodi.

Sementara itu terapi plasma konvalesen diberikan pada pasien infeksi virus corona yang keadaannya sudah berat.

Terapi ini tidak boleh diberikan pada pasien dengan kondisi sedang atau ringan.

"Ini ada pertimbangan ilmiahnya. Karena justru pada yang berat inilah kita berharap ada sisi keuntungan daripada sisi risiko yang mungkin timbul," kata Tonang.

Berita lain terkait Virus Corona

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas