LaporCovid-19: 451 Kasus Pasien Isoman Meninggal, Bekasi dan Sleman Paling Tinggi
Ahmad Arif mengungkapkan kasus kematian pasien Covid-19 yang menjalani isoman terbanyak terjadi di Jawa Barat, yakni sebanyak 160 pasien
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Inisiator LaporCovid-19 Ahmad Arif mengungkapkan hingga saat ini terjadi 451 kasus kematian terhadap pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman).
"Nah ini data sementara yang kami temukan ya sampai tadi malam ya. Jadi hampir 450 ya, pasien isoman yang terlacak dan terlaporkan meninggal ya di berbagai daerah di Indonesia," ujar Ahmad Arif dalam webinar yang digelar CISDI, Senin (12/7/2021).
Ahmad Arif mengungkapkan kasus kematian pasien Covid-19 yang menjalani isoman terbanyak terjadi di Jawa Barat, yakni sebanyak 160 pasien.
Sementara berdasarkan kategori kota, Bekasi menjadi kota yang paling banyak terjadi kasus sebanyak 81 kasus.
Lalu berdasarkan kategori kabupaten, Sleman menjadi kabupaten terbanyak dengan 44 kasus.
"Lalu provinsi lain seperti di Yogyakarta, Banten dan seterusnya," ucap Ahmad Arif.
Baca juga: 6 Hari Jalani Isoman, Pasutri Ditemukan Meninggal di Rumahnya, Jenazah Sempat Tertahan 9 Jam
Tim dari LaporCovid-19 juga mendapatkan laporan mengenai meninggalnya pasien isoman di luar Jawa.
Sejumlah wilayah mulai terjadi, yakni di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, dan di Sumatera Barat.
"Walaupun laporan belum seintens di Jawa, tetapi ini sebenarnya menjadi salah satu indikasi bahwa penyebaran wabah ini juga sudah intens di luar Jawa yang harusnya jadi perhatian kita bersama," tutur Ahmad Arif.
Menurut Ahmad Arif, kasus-kasus ini merupakan fenomena kecil, dari banyaknya kasus yang belum diketahui.
Dirinya mengungkapkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta bahkan mengungkapkan kepada tim LaporCovid-19 bahwa setiap harinya pihaknya menerima laporan ada 45 pasien isoman yang meninggal di rumah.
"Kami yakin bahwa persoalan ini memang persoalan yang sangat besar cuma memang yang terdata masih sangat kecil," pungkas Ahmad Arif.