Beda Pendapat Tedros dengan Laporan WHO: Kecelakaan Laboratorim Wuhan Mungkin Jadi Muasal Covid-19
Direktur Jenderal WHO Tedros mengatakan, virus corona (Covid19) mungkin berasal dari kecelakaan laboratorium, karena hal itu sering dan biasa terjadi.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan ada "dorongan prematur" untuk mengesampingkan teori bahwa virus corona (Covid-19) berasal dari kecelakaan laboratorium.
Tedros tidak menyebutkan dorongan tersebut dari mana.
Meski demikian, dia meyakini virus corona berasal dari kecelakaan laboratorium.
Sebagai seorang teknisi laboratorium, kecelakaan di tempat penelitian sering dan biasa terjadi, jelas Tedros.
"Saya sendiri adalah seorang teknisi laboratorium, saya seorang ahli imunologi. Saya pernah bekerja di lab, dan kecelakaan lab sering terjadi. Itu biasa," kata Tedros dikutip dari Sky News.
Baca juga: Bahaya Jika Sembarangan, Simak Tips Memilih Obat dan Vitamin yang Aman dan Tepat untuk COVID-19
Penting untuk menentukan apakah laboratorium memiliki peran dalam pandemi, tambah Tedros.
Untuk itu, Tedros meminta China bersikap lebih transparan, terbuka dan bekerjasama, terutama pada informasi serta data mentah yang WHO minta pada awal-awal pandemi teridentifikasi.
"Kami membutuhkan informasi-informasi langsung tentang bagaimana situasi lab ini sebelum dan pada awal pandemi," kata Tedros.
"Jika kami mendapatkan informasi lengkap, kami dapat mengecualikan (teori kebocoran laboratorium)," sambungnya.
Diketahui, sebelumnya beredar dua teori mengenai muasal virus yang telah bermutasi tersebut.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Masih di Atas 50 Ribu, Kematian Capai 1.205 Orang
Teori pertama, Covid-19 disebut berasal dari kecelekaan berupa kebocoran di Institut Virologi Wuhan, China.
Sementara teori kedua yakni, Covid-19 pertama kali muncul di China dari sumber hewan kelelawar yang menyebar dan teridentifikasi pada manusia.
Pendapat Tedros yang meyakini teori pertama, tampaknya bertentangan dengan laporan tim peneliti WHO yang diterbitkan pada Maret 2021.
Menurut peneliti, kebocoran Institut Virologi Wuhan sangat tidak mungkin terjadi.