Pedagang Terminal Pulo Gebang Mengeluh Sepi Pembeli: Makanan jadi Basi
Pedagang yang membuka lapak di Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur mengeluh karena sepi pengunjung semenjak diterapkan PPKM level 4.
Penulis: Ferryal Immanuel
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pedagang yang membuka lapak di Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur mengeluh karena sepi pengunjung semenjak diterapkan PPKM level 4.
"Saya sudah berharap sekali untuk berjualan, tetapi apa daya sepi pengunjung karena penerapan PPKM. Banyak makanan yang saya jual juga basi karena tidak terjual," ujar Priskilla salah satu pedagang saat ditemui Tribunnews, Rabu (4/8/2021).
Ia menjelaskan karena sepi nya pengunjung hanya 1-2 orang saja yang datang dan membeli makanan di Kiosnya.
"Untuk biaya makan sehari-hari saja tidak mencukupi, sampai suami dan ketiga anak saya harus ikut makan di Kios saya," ucapnya kepada Tribunnews.
Priskilla menjelaskan bahwa pendapatannya sebelum PPKM, bisa mencapai Rp 300.000 hingga Rp 500.000, akan tetapi karena PPKM untuk mendapat Rp 200.000 saja sulit.
Dia menjelaskan bahwa operasional dibuka dari pukul 05.00 WIB hingga 21.00 WIB malam.
Baca juga: Gara-gara Malu Dimarahi di Depan Pembeli, Remaja 17 Tahun Pinjam Pisau Lalu Tikam Pedagang Salak
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa selama membuka usahanya yang telah jalani selama 2 tahun, dibantu oleh 1 orang karyawan.
"Untuk kios saya dibantu dengan 1 karyawan. Dan biasanya saya membayar gaji karyawan perhari kira-kira Rp 50.000," ucapnya.
Priskilla menjelaskan bahwa sebenarnya dengan situasi seperti ini tidak pantas untuk menggunakan karyawan, akan tetapi karena kasihan melihat seorang ibu yang menginginkan pekerjaan. Akhirnya hingga saat ini, Kios Priskilla masih dibantu oleh 1 karyawan.
Dia juga menuturkan bahwa selama Kios yang disewa nya harus dibayarkan setiap 1 bulan sekali.
"Sebelum pandemi kita dikenakan biaya Rp 700.000, tetapi semenjak pandemi kita mendapatkan potongan 50 persen saja," ucapnya.
Ia berharap kepada Pemerintah agar perekonomian khususnya di DKI Jakarta dapat kembali normal agar roda perekonomian dapat kembali normal sedia kala.