Survei Relawan Soal Pembukaan Sekolah di DKI, Orang Tua Setuju PTM Hanya Jika Pandemi Terkendali
Hal ini merespon peningkatan penularan kasus dan sedang dijalankannya piloting PTM bertahap di DKI Jakarta.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Relawan yang tergabung dalam Lapor Covid-19 membuat survei terkait pembukaan sekolah atau Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang dilakukan 23.015 responden yang kebanyakan adalah orang tua yang memiliki anak usia sekolah.
Hal ini merespon peningkatan penularan kasus dan sedang dijalankannya piloting PTM bertahap di DKI Jakarta. Tujuannya untuk memahami persepsi warga DKI Jakarta tentang PTM.
Kolaborator ilmuwan Lapor Covid-19, Dicky Pelupessy menyatakan dari hasil survei ditemukan kesimpulan bahwa kebanyakan orang tua menginginkan PTM dilaksanakan hanya ketika tingkat penularan sudah menurun atau pandemi sudah terkendali.
Baca juga: Satgas Lawan COVID-19 DPR Terima Donasi 1 Juta Masker, Priotaskan Untuk Nakes dan yang Membutuhkan
Baca juga: Ini Penyebab Tingginya Kasus Kematian Akibat Covid-19 di Indonesia
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 pada Ibu Hamil dan Menyusui, Ini Hal-hal yang Perlu Diketahui
Sebanyak 40 persen orang tua menyatakan waktu yang tepat untuk pembukaan sekolah jika angka covid-19 sudah benar-benar turun,
Sementara itu, 37,42 persen menyatakan jika pandemic sudah selesai, 11,05 persen menyatakan jika anaknya sudah divaksin.
“Ini membuktikan orang tua mempunyai fokus terhadap kesehatan anak mereka,” ujar Dicky pada webinar Lapor Covid-19, Kamis (5/8/2021).
Pada webinar tersebut juga pola penilaian orang tua soal urgensi vaksinasi bagi anak usia sekolah jelang PTM berhubungan dengan tingkat pendapatan dan pendidikan orang tua.
Hasil survey membuktikan semakin tinggi pendapatan, orang tua menyatakan atau memilih membuka sekolah ketika anak sudah divaksinasi.
Pemahaman vaksinasi untuk anak itu relatif relevan dianggap penting seiring dengan tingkat pendapatan keluarga yang makin tinggi.
“Artinya pada keluarga dengan kelas ekonomi menengah keatas vaksinasi dianggap penting untuk menjadi dasar baiknya sekolah dibuka atau tidak,” kata Dicky.
Kebalikan dengan orang tua yang memilih agar sekolah di buka saat ini, ada pola yang menyatakan semakin rendah tingkat pendapatan keluarga mereka semakin ingin agar sekolah segera di buka.
Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, orang tua tersebut menyatakan atau memilih membuka sekolah ketika anak sudah divaksinasi.
Kebalikannya, semakin rendah tingkat pendidikan orang tua, orang tua tersebut menyatakan vaksinasi bukan hal yang relevan atau menjadi dasar sekolah harus dibuka atau tidak.
“Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan pemahaman orang tua mengenai vaksinasi bagi anak pada kelompok kelas menengah kebawah,” ujarnya.