Varian yang Lebih Menular dan Tangguh Berpotensi Muncul di Masa Depan
Varian ini pun disebut akan bersifat sangat kebal terhadap vaksin, lalu menyebar seperti api dan membuat lebih banyak korbannya
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LOS ANGELES - Saat varian baru virus corona (Covid-19) B.1.617.2 (Delta) terus menyebar ke seluruh negara bagian di Amerika Serikat (AS), varian Lambda mengamuk di Argentina dan Chili, menginfeksi orang yang telah divaksinasi secara penuh.
Bahkan varian yang lebih berbahaya diprediksi muncul di masa depan.
Dikutip dari laman Sputnik News, Kamis (5/8/2021), para ahli mengatakan bahwa di masa depan, varian yang disebut 'varian kiamat' ini diperkirakan akan muncul.
Varian ini pun disebut akan bersifat sangat kebal terhadap vaksin, lalu menyebar seperti api dan membuat lebih banyak korbannya merasakan gejala yang jauh lebih sakit dibandingkan yang ditimbulkan dari varian sebelumnya.
Menurut para ahli, kemunculan varian yang lebih menular daripada Delta bukan merupakan hal yang mustahil.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Kanto Jepang 90 Persen Akibat Varian Delta
Direktur Patologi Molekuler di Cedars-Sinai Medical Centre, Eric Vail mengatakan ia tidak akan merasa 'sangat terkejut' jika ada varian lain yang muncul, bahkan dengan sifat yang lebih menular.
Varian baru ini mungkin saja berpotensi lebih kebal terhadap vaksin, karena mutasinya dapat sedikit mengubah bentuk protein lonjakan pada virus yang berfungsi sebagai target antibodi dan mengurangi efisiensi vaksin.
Sementara penolakan dari sebagian besar masyarakat dunia untuk divaksinasi, membuat mereka yang belum memperoleh vaksinasi ini harus 'siap menjadi laboratorium mutasi Covid-19 yang hidup'.
Seperti yang disampaikan Dokter, Peneliti Penyakit Menular sekaligus Kepala Tenaga Kesehatan di University of Michigan, Preeti Malani.
"Akan sangat sulit untuk menghentikan kemunculan varian baru ini dengan hanya memakai masker dan menjaga jarak sosial pada saat ini.
Vaksin adalah kuncinya, dan keragu-raguan terhadap vaksin adalah hambatannya," kata Malani.