Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Alhamdulillah, Keterisian Pasien Covid-19 di Jabar Turun Drastis, Kini Tinggal 34.22 Persen

Kabar baik dari Jawa Barat, angka keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) pasien Covid-19 terus menurun.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Alhamdulillah, Keterisian Pasien Covid-19 di Jabar Turun Drastis, Kini Tinggal 34.22 Persen
Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Meningkatnya kasus Covid-19 di kota Bekasi, membuat RSUD dr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi, Jawa Barat, mendirikan tenda darurat, Tampak dalam gambar yang diambil menggunakan drone pada Rabu (30/6/2021). Tenda dengan kapasitas 30 tempat tidur itu, juga difungsikan sebagai ruang triase, untuk mengetahui pasien terindikasi covid-19 atau tidak. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha) 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- Kabar baik dari Jawa Barat, angka keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) pasien Covid-19 terus menurun.

Level keterisian pada Jumat (13/8/2021) mencapai 34,22 persen.

Saat ini Pemprov Jabar terus melakukan vaksinasi Covid-19.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan angka BOR di Jabar ini menukik tajam hingga memecahkan rekor dari puncaknya pada 28 Juni 2021 yang mencapai 91 persen.

Baca juga: Polri Belum Terima Surat Rekomendasi dari Satgas Covid-19 dan Menpora Terkait Izin Liga 1

Ridwan Kamil mengatakan, angka ini adalah rekor terendah di gelombang kedua, mendekati rekor paling rendah di gelombang pertama, yakni 28 persen saat Idulfitri 2021.

"Jadi sudah lewat puncak gunung kedaruratannya saat BOR kita 91 persen. Sekarang sudah turun tinggal sepertiganya di 34 persen," ujar Ridwan Kamil di GOR Saparua, Jumat (13/8).

Berita Rekomendasi

Di tengah kondisi darurat yang sudah mereda itu, Ridwan Kamil mengatakan saatnya Jabar menggencarkan vaksinasi Covid-19.

Baca juga: Setelah Covid-19, Ini Bahaya Lainnya yang Diprediksi Ancam Jutaan Nyawa Manusia

Terlebih ditargetkan akhir 2021, kekebalan kelompok atau herd immunity dapat tercapai dan masyarakat dapat mulai hidup beradaptasi.

"Karena Covid-19 tidak akan hilang dalam hidup kita, itu dugaan saya. Tapi kita tidak lagi dalam kecemasan dengan skala pandemi, tidak ada lagi kedaruratan yang membuat kita susah ekonomi. Yang ada adalah semua usaha boleh buka, sekolah boleh buka, tapi tetap pakai masker, selama 5M dijaga," katanya.

Baca juga: RI Kembali Terima 5 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Sinovac

Ridwan Kamil mengungkapkan bahwa percepatan program vaksinasi Covid-19 di Jabar mengalami progres yang positif.

Tiga bulan lalu, menurut dia, cakupan vaksinasi hanya 50 ribu dosis per hari dan kini naik tiga kali lipat hingga 150 ribu per hari.

Kendati demikian, dia mengakui, jumlah penduduk Jabar yang sangat besar mengharuskan Jabar terus memperluas cakupan vaksinasi.

Bahkan, katanya, Jabar harus mampu mencapai 400 ribu dosis per hari, agar target herd immunity tercapai pada Desember 2021.

"Cakupan 400 ribu dosis per hari sudah kami sampaikan ke pemerintah pusat. Itu syarat kami bisa selesai di bulan Desember. Oleh karena itu, Kami memohon suplai vaksin Jawa Barat harus proporsional dengan jumlah penduduknya karena selama ini jumlah vaksin yang diberikan memang Jawa Barat paling banyak, tapi kurang proporsional, harusnya berlipat-lipat," katanya.

Baca juga: Tangani Anak Yatim Korban Pandemi Covid-19, Mensos: Kami Tengah Garap Konsep dan Model Penanganannya

Ia pun memohon distribusi vaksin dari pemerintah pusat ke Jawa Barat harus lebih ditingkatkan supaya lebih proporsional dengan jumlah penduduknya yang hampir 50 juta orang.

Untuk mengejar sampai 400 ribu dosis per hari, katanya, Jabar membutuhkan 15 juta dosis per bulan.

Pemberian vaksinasi, katanya, dilakukan dengan dua cara. Pertama memaksimalkan infrastruktur pemerintah, termasuk klinik dan rumah sakit. Yang kedua mengajak pihak penyelenggara dengan mendirikan sentra-sentra vaksinasi.

Ketua Divisi Khusus Percepatan Vaksinasi Covid-19 Jawa Barat, Dedi Supandi, mengatakan pihaknya tengah mengupayakan di setiap daerah di Jabar didirikan pokja vaksinasi supaya lebih mempercepat pelaksanaan vaksinasi.

"Kami akan ada perencanaan dengan membentuk pos vaksin dan mobilisasi. Ini akan ada di setiap daerah, ada pokja vaksin, seperti cabang dinas. Pokja ini yang terus mobile di daerah," kata Dedi yang juga Kepala Dinas Pendidikan Jabar ini.

Pokja vaksinasi ini, katanya, akan menjalankan target capaian vaksinasi per bulan, mencari vaksinator, tempat sentra vaksinasi, dan upaya-upaya lain yang dibutuhkan unruk percepatan vaksinasi.

Kemudian pada 17 Agustus ini, akan menggelar gerakan Merdeka Covid-19, yakni vaksinasi yang serempak dilakukan di 27 kabupaten dan kota, dengan target penyuntikan 400 ribu dosis sehari.

Dalam program ini, setiap peserta didik yang berusia di atas 12 tahun akan membawa serta keluarganya, terutama orang tua dan kakek atau nenek, untuk divaksin bersama.

"Jadi satu siswa ini bawa tiga orang, jadi sekolah nanti bukan hanya untuk vaksinasi siswa," katanya.

Dalam kesempatan itu ia mengungkapkan bahwa tingkat vaksinasi yang tinggi di satu daerah terbukti menurunkan potensi kematian akibat Covid-19, seperti yang terjadi di Kota Bandung dan Kota Cirebon. Namun daerah yang capaian vaksinasinya masih rendah seperti Garut dan Ciamis, angka kematiannya lebih tinggi. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul TEPUK TANGAN, Angka BOR di Jawa Barat Terjun Bebas, Hari Ini Berada di Level 34,22 Persen

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas