Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menkes Berharap Persi Susun Protokol Safety Pasien di RS Darurat Covid-19

Berdasarkan pengalaman pandemi, Menkes bilang banyak pasien terpaksa dirawat di RS Darurat Covid-19 lantaran rumah sakit penuh.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Menkes Berharap Persi Susun Protokol Safety Pasien di RS Darurat Covid-19
Tribunnews/Jeprima
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin (batik biru) didampingi Presiden Direktur Prudential Indonesia, Jens Reisch (batik merah) dan perwakilan manajemen Prudential Indonesia mengunjungi Sentra Vaksinasi Covid-19 Prudential Indonesia di PRUUniversity, Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (14/8/2021). Sentra Vaksinasi Covid-19 Prudential Indonesia telah memberikan lebih dari 27.000 dosis vaksin kepada lebih dari 19.000 peserta dari 15 April hingga 12 Agustus 2021. Sentra vaksinasi yang berlangsung hingga Desember 2021 ini merupakan inisiatif perusahaan dalam mendukung percepatan program vaksinasi pemerintah dengan memanfaatkan aplikasi Pulse by Prudential. Tribunnews/Jeprima 

Menkes Berharap Persi Susun Protokol Safety Pasien di RS Darurat Covid-19

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) menyusun standar protokol safety pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit darurat atau lapangan.

Berdasarkan pengalaman selama pandemi, Menkes bilang banyak pasien terpaksa dirawat di RS Darurat Covid-19 lantaran rumah sakit penuh.

Sehingga protokol safety penting distandarisasi untuk menghadapi keadaan mendesak.

"Saya melihat bahwa safety dari pasien rumah sakit sangat penting. Mungkin perlu juga kita diskusikan bagaimana standarisasi protokol safety pasiennya," ujar Budi dalam kegiatan virtual, Sabtu (21/8/2021).

Baca juga: Jaga Imunitas, Wali Kota Bekasi Pilih Buat Racikan Sendiri untuk Menangkal Covid-19 

Ia menyadari RS lapangan atau darurat memiliki keterbatasan baik ruangan maupun SDM untuk tenaga medis maupun kesehatannya.

BERITA TERKAIT

"Di sana juga (SDM) tidak seterlatih orang-orang yang ada sehingga dengan adanya stadarisasi ini tetap kita bisa memberikan layanan Rumah Sakit tanpa mengurangi safety dari layanan Rumah Sakit kita ke pasien-pasien tersebut," ungkapnya.

Saat ini ujar Budi, beban RS kian besar dan tidak mungkin menolak pasien.

Sehingga banyak tekanan kepada tata cara penanganan pasien yang ada di rumah sakit.

"Itu sangat memerlukan koordinasi, sangat memerlukan disiplin, dan sangat memerlukan kesabaran dari teman-teman di rumah sakit untuk memastikan bahwa pasien-pasien yang masuk yang jumlahnya sudah banyak sekali dan kadang-kadang melebihi kapasitas RS kita untuk tetap kita bisa layani tanpa ada hal-hal yang tidak kita inginkan," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas