Vaksin Pfizer Harus Disimpan Disuhu Minus 70 Derajat, Indonesia Beli 55 Lemari Es Khusus dari UNICEF
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengakui ada tantangan dalam melakukan distribusi vaksin Covid-19, khususnya Pfizer.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengakui ada tantangan dalam melakukan distribusi vaksin Covid-19, khususnya Pfizer.
Diketahui berjenis mRNA ini memerlukan tempat penyimpanan bersuhu sangat rendah yakni hingga minus 70 derajat.
Untuk bisa memperkuat jalur distribusi logistik rantai dingin vaksin, pemerintah memutuskan membeli 55 unit lemari es tempat penyimpanan khusus yang bisa sampai minus 80 derajat Celcius melalui Unicef.
Baca juga: UNICEF: Miliaran Anak di Dunia Berisiko Tinggi Terhadap Krisis Iklim
Baca juga: Vaksin Johnson and Johnson, Vaksin Sekali Suntik Direncanakan Tiba di Indonesia September
"Karena Unicef ogranisasi dunia yang melakukan distribusi vaksin miliaran tiap tahun dalam program vaksinasi anak-anak di semua pelosok bumi. Jadi kami membeli langsung lewat mereka Karena harganya bisa jauh lebih murah dan ketersediaannya lebih cepat," Budi dalam rapat dengar pendapat bersama komisi IX DPR RI, Rabu (25/8/2021).
Setibanya di Indonesia lanjut Budi, lemari es ini akan dibawa ke 34 ibukota provinsi.
"Nantinya 34 ibukota provinsi ini bisa menjadi hub penyimpanan vaksin-vaksin yang membutuhkan rantai dingin capai minus 80 derajat Celcius," jelas mantan wamen BUMN ini.
Selain itu, Indonesia juga melakukan lobi kepada COVAX GAVI untuk mendapatkan hibah atau Grant 17 unit Ultra low temperature atau tempat penyimpanan khusus vaksin.
"Akan tiba minggu depan di Indonesia dan sementara ditaruh di Biofarma dan di Kementerian Kesehatan sebelum kita kirim ke daerah-daerah," jelas dia.
--