Ketum PB IDI: Masyarakat Harus Rutin Bersihkan Rumah untuk Hindari Klaster Keluarga
Kebiasaan membersihkan lingkungan rumah secara rutin dapat mengurangi risiko terpapar Covid-19.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengatakan bahwa membersihkan lingkungan rumah secara rutin dapat mengurangi risiko terpapar virus corona (Covid-19).
Terlebih jika ada anggota keluarga yang positif terinfeksi virus tersebut dan tengah melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah.
Membersihkan lingkungan rumah dinilai sangat diperlukan untuk meminimalisir terciptanya klaster keluarga.
Baca juga: Rutin Membersihkan Tubuh dan Cuci Tangan Kurangi Potensi Tertular Covid-19
"Secara rutin lingkungan rumah kita itu dibersihkan, tidak hanya di rumah, tapi di lingkungan lain seharusnya juga dibersihkan. Lingkungan ibadah kita, lingkungan belajar kita, lingkungan sekolah kita dibersihkan," ujar Daeng, dalam virtual launching gerakan 'Keluarga Sehat Indonesia Kuat' yang digelar Dettol dan Reckitt Indonesia, Selasa (31/8/2021).
Ia pun kembali menekankan bahwa membersihkan rumah secara rutin, menjadi agenda wajib selama masa pandemi ini.
Karena banyak kasus positif Covid-19 terjadi justru awalnya dari anggota keluarga yang ternyata terinfeksi virus tersebut kemudian menularkan semua orang yang ada di dalam rumahnya.
"Tapi di rumah (wajib) dibersihkan, karena rumah sering terjadi klaster keluarga," kata Daeng.
Baca juga: Belajar dari India, Satgas Penanganan COVID-19: Protokol Kesehatan Jangan Longgar
Daeng kemudian menyebutkan barang-barang yang berpotensi menularkan virus itu karena sering digunakan dalam aktivitas di dalam rumah.
Beberapa di antaranya alat elektronik dan gadget seperti televisi, ponsel pintar maupun laptop.
"Apa saja yang dibersihkan di lingkungan rumah kita? Yang sering dibersihkan itu adalah barang-barang atau lingkungan diri kita yang sering disentuh oleh keluarga kita, oleh anak-anak kita. Misalnya gadget, mulai televisi, hp laptop," jelas Daeng.