Bolehkah Anak Miliki Komorbid Ikuti Pembelajaran Tatap Muka? Begini Penjelasan Dokter Reisa
Dapatkah anak yang mempunyai komorbid mengikuti pembelajaran tatap muka? Menurut dr. Reisa Broto Asmoro ada perhatian khusus pada kasus ini.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pembelajaran tatap muka telah dilakukan sejak awal September 2021.
Pemberlakuan kembali ke sekolah saat ini masih berdasarkan pada level penurunan dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Pemerintah memberi izin pembelajaran sekolah tatap muka terbatas bagi beberapa daerah yang telah berada di level 1 hingga 3.
Baca juga: Jika Ada Siswa Terkonfirmasi Covid-19 Saat Pembelajaran Tatap Muka, Apa yang Harus Dilakukan?
Baca juga: Segera Daftar Vaksinasi, Dokter Reisa Pastikan Stok Vaksin Banyak, Dijamin Mutu dan Khasiatnya
Tentunya selama pembelajaran di sekolah, ada aturan baru yang wajib dipatuhi. Aturan tersebut tercantum dalam SKB 4 Menteri.
Selama pembelajaran tatap muka ini, pemerintah juga mendorong anak yang berusia 12 tahun ke atas melakukan vaksin.
Tujuannya agar anak dapat terlindungi dari infeksi virus.
Tidak hanya anak usia 12 tahun ke atas saja yang dianjurkan lakukan vaksin.
Tapi juga keluarga, pihak sekolah dan orang yang berada dalam internal sekolah.
Namun dapatkah anak yang mempunyai komorbid mengikuti pembelajaran tatap muka?
Menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro ada perhatian khusus pada kasus ini.
Biasanya anak-anak yang mengidap penyakit tertentu memiliki imunitas yang rendah.
Selain itu penyakit komorbid juga cukup berisiko pada anak.
Maka Reisa mengatakan, anak yang berada dalam kondisi ini tidak disarankan mengikuti sekolah pembelajaran tatap muka terlebih dahulu.
"Sampai situasi diperkirakan membaik. Kalau penyakit tertentu harus konsultasi ke dokter. Serta pastikan anak dalam kondisi sehat dan diperbolehkan oleh dokter terkait," ungkapnya pada siaran Radio Kesehatan, Selasa (7/9/2021).
Namun, Reisa menyarankan anak dalam yang memiliki komorbid atau autoimun, tetap melaksanakan sekolah jarak jauh terlebih dahulu.
Hal ini dikarenakan anak yang memiliki komorbid berisiko mendapatkan gejala lebih berat saat terinfeksi Covid-19.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.