Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Moderna Kembangkan Vaksin Gabungan Influenza dan Booster Covid-19

Moderna menyatakan edang mengembangkan vaksin tunggal yang menggabungkan dosis penguat untuk virus corona dan suntikan influenza eksperimental.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Moderna Kembangkan Vaksin Gabungan Influenza dan Booster Covid-19
TRIBUNNEWS/Jeprima
Tampak pada gambar vaksin Covid-19 Moderna yang akan menjadi dosis ketiga atau vaksin booster dan jarum suntik bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Senin (9/8/2021). Penyuntikan dosis ketiga itu dimaksudkan untuk memberikan proteksi tambahan kepada petugas kesehatan, terutama bagi yang merawat pasien Covid-19.?Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan?booster? vaksin untuk tenaga kesehatan (nakes) ditargetkan selesai pada minggu kedua Agustus 2021 dengan jumlah nakes yang menjadi prioritas penerima vaksin sebanyak 1.468.764 orang. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MASSACHUSETTS - Raksasa farmasi Amerika Serikat (AS) Moderna menyatakan pada Kamis kemarin bahwa mereka sedang mengembangkan vaksin tunggal yang menggabungkan dosis penguat (booster) untuk virus corona (Covid-19) dan suntikan influenza eksperimental.

Perusahaan itu pun berharap pada akhirnya dapat menambahkan vaksin yang bisa melawan virus syncytial pernafasan (RSV) serta penyakit pernafasan lainnya sebagai bidikan tahunannya.

Seperti yang disampaikan Kepala Eksekutif Moderna, Stéphane Bancel selama presentasi untuk memperbaharui pengembangan obat-obatannya.

Baca juga: Studi di Amerika: Vaksin Moderna Hasilkan Antibodi Lebih Banyak Daripada Vaksin Pfizer-BioNTech

Baca juga: Lebih dari 2,6 Juta Vaksin Covid-19 Moderna di Jepang Ditangguhkan setelah Temuan Zat Asing

"Kami percaya ini adalah peluang yang sangat besar yang ada di depan kami. Jika kami dapat membawa vaksin ini ke pasar booster tahunan yang ditambah vaksin pernafasan dengan efikasi tinggi, kami yakin Moderna bisa menjadi yang pertama memasarkan vaksin tunggal gabungan dalam kesempatan baru yang penting ini," kata Bancel.

Perlu diketahui, perusahaan itu saat ini sedang melakukan uji klinis untuk vaksin RSV pada kelompok orang dewasa yang lebih tua.

Sementara itu, produsen vaksin lain yakni Pfizer diperkirakan akan mendapatkan miliaran dolar AS dari vaksin booster.

BERITA REKOMENDASI

Hal ini disampaikan para Analis dan investor layanan kesehatan.

Mereka pun memprediksi influenza dan penyakit lainnya juga dapat meningkatkan laba perusahaan farmasi yang tengah berfokus pada pengembangan vaksin.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (10/9/2021), terkait pengembangan vaksin tunggal gabungan ini, saham Moderna pun langsung naik 6,2 persen pada hari Kamis kemarin.

Produsen obat tersebut sejauh ini telah memiliki beberapa kandidat vaksin influenza dalam pengembangannya.

Sementara vaksin terbarunya adalah vaksin yang menggabungkan suntikan flu eksperimental dengan vaksin Covid-19 yang telah dikembangkan sebelumnya.

Analis Oppenheimer & CO, Hartaj Singh mengatakan bahwa jika pengujian klinis vaksin kombinasi ini kemungkinan dimulai selama 6 hingga 12 bulan ke depan, tentunya akan menjadi kejutan positif bagi para investor.

"Pertanyaannya adalah bahwa setelah pandemi berakhir, berapa total penjualan vaksin dan berapa banyak yang bisa memperluas pasar itu," kata Singh.

Di sisi lain, raksasa farmasi AS lainnya yakni Novavax yang belum memiliki otorisasi untuk vaksin Covid-19 yang dikembangkannya, mengatakan pada hari Rabu lalu bahwa mereka telah memprakarsai studi tahap awal terkait pengujian vaksin gabungan untuk flu dan Covid-19.

Sementara Moderna juga telah memberikan pembaharuan tentang uji coba stadium pertengahan yang berkelanjutan untuk pengujian vaksin Covid-19 yang diotorisasi pada anak usia 6 bulan hingga 11 tahun.

Tahapannya telah sampai pada pengujian dosis 50 mikrogram dari suntikan dalam uji coba pediatrik yang melibatkan 4.000 anak.

Vaksin Moderna yang menerima otorisasi penggunaan darurat untuk dua dosis 100 mikrogram bagi kelompok usia 18 tahun ke atas di AS, saat ini tengah berada di bawah tinjauan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS untuk digunakan pada kelompok remaja.

Moderna mengatakan bahwa studi pemilihan dosis untuk kelompok umur yang berbeda seperti 2 tahun menjadi kurang dari 6 tahun, dan 6 bulan hingga di bawah 2 tahun, masih berlangsung.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas