Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah Tambah Stok Obat Terapi Covid-19 Remdesivir, Actemra, dan Gammaraas

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah terus menjamin ketersediaan obat terapi Covid-19.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Pemerintah Tambah Stok Obat Terapi Covid-19 Remdesivir, Actemra, dan Gammaraas
screenshot
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah terus menjamin ketersediaan obat terapi Covid-19.

Ia menyebut, stok obat penanganan Covid-19 terus ditambah, termasuk obat yang paling dibutuhkan seperti Remdesivir, Actemra, dan Gammaraas.

Ketiga obat tersebut didatangkan dari sejumlah negara.

Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IX, Senin (13/9/2021).

"Untuk obat-obatan yang yang langka sekarang kita terus menambah stoknya sehingga dipastikan sampai dengan akhir September. Terlebih untuk obat-obatan yang sangat dibutuhkan seperti Remdesivir, Actemra, dan Gammaraas," kata Budi.

Adapun perkembangan situasi Covid-19 saat ini, Budi menyampaikan kasus konfirmasi positif Covid-19 menurun drastis yakni menyentuh angka 5 ribu.

Baca juga: Malaysia Lakukan Tes Swab Covid-19 Terhadap Orangutan Kalimantan

Berita Rekomendasi

"InsyaAllah nanti bisa turun di bawah 5 ribu per hari, rata-rata 7 harinya juga sudah menyentuh angka 5 ribuan," kata mantan dirut Bank Mandiri ini.

Sementara untuk pasien Covid-19 yang dirawat inap di Rumah Sakit secara harian berada di bawah 20 ribu atau rata-rata 7 harinya sekitar 20 ribuan.

Baca juga: Vaksin Booster Berbayar Direncanakan Tahun Depan, Menkes: Masyarakat Bisa Pilih Vaksin Covid-19

"Ini sudah lebih rendah dari angka yang dirawat di rumah sakit sebelum lebaran kemarin. Angka kematian juga sudah menurun cukup drastis. Terakhir angka kematian hariannya ada di angka 270 rata-ratanya, juga 460 an. Iini sudah jauh di dibandingkan angka 2000 di masa puncaknya," jelas Budi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas