Biden: AS Sumbangkan Tambahan 500 Juta Dosis Vaksin
oe Biden berjanji untuk menyumbangkan 500 juta dosis vaksin ekstra 'bersejarah' ke negara-negara yang tengah berjuang untuk mengatasi pandemi covid.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berjanji untuk menyumbangkan 500 juta dosis vaksin ekstra 'bersejarah' ke negara-negara yang tengah berjuang untuk mengatasi pandemi virus corona (Covid-19).
Pernyataan ini disampaikannya pada hari Rabu kemarin, dalam pidato pertemuan puncak para pemimpin dunia terkait isu Covid-19.
"Ini krisis, dan Amerika akan menjadi gudang senjata vaksin, dan telah menjadi gudang senjata demokrasi dalam Perang Dunia II," kata Biden.
Baca juga: Joe Biden Minta Mahkamah Agung AS untuk Melindungi Hak Aborsi
Baca juga: Pemerintah Akan Gencarkan Vaksinasi Covid-19 Bagi Kelompok Lansia
Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (23/9/2021), janji Biden di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang diadakan secara virtual dari Gedung Putih, AS itu menjadikan total komitmen AS untuk sumbangan dosis vaksin menjadi 1,1 miliar lebih banyak dari gabungan seluruh dunia.
"Kami telah mengirimkan 160 juta dosis ini ke 100 negara, untuk setiap satu suntikan yang kami berikan hingga saat ini di Amerika, kami juga berkomitmen untuk melakukan tiga suntikan ke seluruh dunia," jelas Biden.
Tahap baru dengan jumlah setengah miliar vaksin ini akan berasal dari Pfizer dan rencananya disalurkan ke negara-negara berpenghasilan rendah serta menengah.
Biden juga akan menantang para pemimpin dunia untuk melakukan hal yang sama, yakni mewujudkan vaksinasi hingga 70 persen bagi setiap negara pada September 2022.
"Kami membutuhkan negara-negara berpenghasilan tinggi lainnya untuk mewujudkan ambisi mereka sendiri, kami tidak akan menyelesaikan krisis ini dengan setengah-setengah," tegas Biden.
Biden menekankan bahwa lonjakan vaksin hanya boleh disumbangkan, tanpa adanya ikatan 'politik' seperti 'niat terselubung' China khususnya.
Perlu diketahui, AS dan negara-negara kaya lainnya telah dikritik oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena rencana mereka untuk tetap meluncurkan dosis penguat (booster) untuk populasi lanjut usia (lansia) dan kelompok berisiko tinggi, saat sebagian besar dunia tengah menghadapi kekurangan dosis yang parah.
Namun seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan bahwa AS akan membuktikan bahwa 'anda sebenarnya dapat mengurus diri sendiri sambil membantu orang lain juga'.
Pada hari Selasa lalu, dalam pidato pertamanya di sidang umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sebagai Presiden AS, Biden menyampaikan kepada para delegasi bahwa AS telah menempatkan lebih dari 15 miliar dolar AS untuk tanggapan Covid-19 global.