Luruskan Kabar Temuan Ribuan Klaster Covid-19 di Sekolah, Menkes: PTM Tetap Lanjut
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut kabar lebih dari seribu sekolah menjadi klaster Covid-19 adalah hoaks.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut kabar lebih dari seribu sekolah menjadi klaster Covid-19 adalah hoaks.
"Jadi kalau kemarin banyak diskusi atau beredar hoaks klasternya banyak, sebenarnya enggak demikian. Kami sampaikan datanya secara transparan," ujarnya dalam keterangan pers perpanjangan PPKM, Senin (27/9/2021).
Mantan Dirut Bank Mandiri ini menjelaskan, pihaknya melakukan uji sampling pasca-sekolah tatap muka berlangsung di DKI Jakarta dan Semarang.
Di DKI Jakarta periode testing dilakukan pada 1-21 September dengan metode testing Antigen di 22 sekolah dengan 2.113 sunyek.
Hasilnya ditemukan 66 orang positif dan 2.047 sisanya negatif dengan positivity rate 3,12 persen.
Kemudian juga dilakukan uji PCR pada 31 Agustus hingga 20 September, terhadap 2.134 subjek di 24 sekolah menemukan tingkat positif 5,01 persen.
Baca juga: PTM Terbatas Serempak di 1.509 Sekolah DKI Dimulai 1 Oktober
Di Kota Semarang, Jawa Tengah, metode testing menggunakan antigen terhadap 3.689 subyek dari 258 sekolah dengan periode testing 15-25 September ditemukan tingkat positif 0,24 persen.
Sementara itu untuk Kota Surakarta dilalukan tes antigen pada 22 September terhadap 171 subjek di satu sekolah, hasilnya 0 positif virus Corona.
Hal yang sama juga didapati di kota Pekalongan.
Tes antigen berlangsung pada 15-25 September terhadap 103 subjek di lima sekolah, juga tidak ditemukan kasus positif.
Baca juga: KPAI Nilai PTM Terbatas di Tengah Lemahnya Penerapan Prokes Berisiko Bagi Anak-anak
"Kita lihat dari 22 ada 8 (positif) ada yang tidak ada sama sekali. Yang lain kalau ada pun yang angkanya kecil-kecil itu bukan klaster. Karena klaster itu kita definisikan kalau penyebaran terjadi di sekolah. Misalnya SDN Rawasari 30 orang diswab yang positif cuma 1 ya pasti itu bukan klaster. Kemungkinan besar itu misalnya SMP PGRI 20 Duren Sawit dari 266, 21 positif nah itu kemungkinan besar klaster. Tapi kalau cuma satu orang itu enggak jadi klaster," jelas Menkes Budi.
Menurut Budi pelaksanaan PTM tetap dilanjutkan dengan sejumlah evaluasi, karena mau tidak mau kehidupan ke depan akan berdampingan dengan Covid-19.
"Dan kita harus belajar hidup dengan ini. Saya bicara dengan Pak Nadiem ya ini normal, kita harus belajar hidup dengan ini, kita tangani. Jadi risk menajemennya masih bagus. Bukan kemudian kita takut atau menghindari karena kita tetap harus PTM," katanya.