BPOM Sebut Efikasi Vaksin Zifivax Terhadap Varian Delta 77,47 Persen
Vaksin ini dikembangkan oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical yang bekerjasama dengan perusahaan Indonesia PT Jebio.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan uji klinik, Vaksin Covid-19 Zifivax menunjukkan efikasi yang mampu melawan varian baru seperti Alfa, Beta, Delta, maupun Gamma.
Hal itu disampaikan Kepala Badan POM RI Penny K. Lukito dalam konferensi pers virtual penerbitan izin penggunaan darurat izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) pada vaksin tersebut, pada Kamis (7/10/2021).
Penny memaparkan vaksin produksi perusahaan Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical China ini menunjukkan eksistensi terhadap varian Alfa sebesar 92,93 persen, varian Gamma 100 persen, Delta 77,47 persen, serta Kappa 90 persen.
"Vaksin diberikan 3 kali suntikan secara intramuskular dengan interval pemberian 1 bulan dosis vaksin diberikan dalam setiap kali suntikan adalah 0,5 ml," ujar Penny.
Baca juga: BPOM Keluarkan Izin Pengunaan Darurat Vaksin Zifivax, Berikut Dosis dan Efek Sampingnya
Vaksin dapat disimpan pada kondisi suhu 2 - 8 derajat Celcius.
Secara umum efikasi vaksin Zifavax sebesar 81,71 persen dari data interim studi klinik fase 3, dihitung mulai 7 hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap dan mencapai 81,4 persen bila dihitung sejak 14 hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap tiga dosis.
Penerbitan EUA telah melalui penilaian bersama Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) terhadap data mutu vaksin yang mengacu pada pedoman evaluasi mutu vaksin internasional.
"Kami menyampaikan terima kasih pada dukungan yang diberikan oleh tim komite nasional penilai khusus vaksin Covid-19 dan juga dengan dukungan ITAGI dalam melakukan evaluasi terhadap data-data hasil uji klinik, dan data-data mutu yang diberikan," kata Penny.
Diketahui, vaksin ini dikembangkan oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical yang bekerjasama dengan perusahaan Indonesia PT Jebio.
Vaksin ini dikembangkan menggunakan platform rekombinan protein sub unit.
Vaksin asal China ini melakukan uji klinik pada 28.500 subyek, dimana 4.000 subyek ada di Indonesia.