Khawatir Efek Samping, Penggunaan Vaksin Moderna Dihentikan di Swedia dan Denmark
Setelah menangguhkan penggunaan vaksin virus corona (Covid-19) Moderna, Swedia dan Denmark merekomendasikan vaksin Pfizer-BioNTech sebagai gantinya.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, STOCKHOLM - Setelah menangguhkan penggunaan vaksin virus corona (Covid-19) Moderna, Swedia dan Denmark merekomendasikan vaksin Pfizer-BioNTech sebagai gantinya.
Baik Swedia maupun Denmark telah mengumumkan penghentian sementara penggunaan vaksin Moderna untuk kelompok usia lebih muda.
Dikutip dari laman Sputnik News, Kamis (7/10/2021), Badan Kesehatan Masyarakat Swedia mengatakan bahwa penangguhan akan berlangsung hingga 1 Desember mendatang.
Baca juga: Moderna vs Pfizer: Penelitian Tunjukkan Efektivitas Setara di Awal, tapi Kini 1 yang Lebih Unggul
Baca juga: Australia Beli Tambahan 1 Juta Dosis Vaksin Moderna dari Uni Eropa
Lembaga tersebut juga telah mengambil langkah ini, setelah menerima bukti bahwa vaksin tersebut membawa peningkatan risiko efek samping seperti radang otot jantung (miokarditis) dan peradangan (perikarditis).
"Badan Kesehatan Masyarakat telah memutuskan menghentikan sementara penggunaan vaksin Spikevax Moderna untuk semua orang yang lahir pada 1991 dan setelahnya untuk alasan peringatan," kata lembaga tersebut, dalam sebuah pernyataan.
Sebaliknya, kelompok usia yang dimaksud diharapkan menerima vaksin Pfizer-BioNTech.
Selain itu, lembaga itu juga mencatat bahwa risiko efek samping yang terkait dengan dosis kedua vaksin Moderna ini lebih umum terjadi di kalangan laki-laki dan anak laki-laki, serta pada minggu-minggu setelah penerimaan suntikan kedua.
Sementara itu, Denmark menyatakan telah menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech Comirnaty untuk kelompok usia antara 12 hingga 17 tahun dan bergabung dengan Swedia dalam merekomendasikan Pfizer-BioNTech sebagai alternatif untuk kelompok usia lainnya.
"Pada data awal, ada kecurigaan peningkatan risiko peradangan jantung saat divaksinasi dengan Moderna," kata Otoritas Kesehatan Denmark, dalam sebuah pernyataan.
Organisasi tersebut dilaporkan merujuk pada data dari studi yang belum dipublikasikan yang akan dikirim ke European Medicines Agency (EMA) untuk penilaian lebih lanjut.