Dapat Izin Pemakaian Darurat dari BPOM, Ini Fakta Vaksin Zifivax, Efikasi hingga Efek Samping
Vaksin merk dagang Zifivax telah megantongi izin EUA dari BPOM RI.Berikut fakta-fakta vaksin Zifivax dirangkum Tribunnews.com.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin covid-19 kembali dikeluarkan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Kali ini vaksin merk dagang Zifivax telah megantongi izin EUA dari BPOM RI.
Kepala Badan POM RI Penny K. Lukito dalam konferensi pers virtual pada Kamis (7/10/2021) mengumumkan dikeluarkannya izin darirat untuk vaksin Zifivax.
Baca juga: Vaksin Zifivax Jalani Uji Halal di LPPOM MUI
Baca juga: BPOM Sebut Efikasi Vaksin Zifivax Terhadap Varian Delta 77,47 Persen
"Badan POM kembali menginformasikan telah diberikan persetujuan terhadap satu vaksin covid yang baru dengan nama dagang Zifivax," ujar Kepala Badan POM RI Penny K. Lukito.
Berikut fakta-fakta vaksin Zifivax dirangkum Tribunnews.com.
Diuji Klinis di Sejumlah Negara Termasuk di Indonesia
Kepala BPOM melanjutkan, vaksin ini dikembangkan oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical yang bekerjasama dengan perusahaan Indonesia PT Jebio.
Vaksin ini dikembangkan menggunakan platform rekombinan protein sub unit.
Vaksin asal China ini melakukan uji klinik pada 28.500 subyek, dimana 4.000 subyek ada di Indonesia.
“Ini adalah uji klinik yang dilakukan bersama-sama multi center ada Indonesia, ada di Cina juga fase tiganya, Pakistan, Uzbekistan, dan Ekuador.
Dengan jumlah subjek sekitar 28.500 dan di Indonesia sendiri ada 4.000 subjek karena ini dilakukan dari Bandung, RSCM Jakarta,” kata Penny.
Penny mengatakan, uji klinik fase III dilaksanakan di RSCM Jakarta, FK Unpad Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, serta rumah sakit yang tersebar di Bandung dan juga Puskesmas yang tersebar di Jakarta.
“Ini juga meningkatkan menambah kemampuan atau pengalaman Indonesia dalam uji vaksin. Dan juga akan dilakukan transfer teknologi. Saya kira itu adalah harapan kita semua bahwa ke depan kita akan terus mengembangkan
kemampuan produksi dalam negeri, transfer teknologi tentunya dari produk-produk yang sudah dikembangkan di Indonesia dilakukan oleh industri farmasi BUMN maupun jaga industri Farmasi swasta dengan melakukan transfer teknologi,” paparnya.