Tanggapan Anggota Komisi IX DPR Atas Kehadiran Vaksin Zifivax untuk Penanganan Covid-19
Diketahui efikasi dari Vaksin Zifivax sebesar 81,71 persen dan telah mendapatkan izin penggunaan atau emergency use authorization (UEA) BPOM
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Nicolas Manafe/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Vaksin Covid-19 jenis Zifivax dikabarkan telah mendapatkan izin penggunaan atau emergency use authorization (UEA) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Atas hal itu, anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo mengatakan pihaknya menyambut baik kehadiran vaksin jenis tersebut dalam upaya percepatan penanggulangan Covid-19 di tanah air.
"Saya telah mendapatkan informasi vaksin Zifivax telah mendapatkan izin dari BPOM kemarin. Kami, Komisi IX menyambut baik vaksin Zifivax, dengan adanya tambahan vaksin ini dapat mempercepat penanggulangan Covid-19 di Tanah Air" kata Rahmad Handoyo dalam keterangannya, Jumat (8/10/2021).
Baca juga: Vaksin Zifivax Dapat Izin BPOM, Berikut Ini Efek Samping, Respons Antibodi, dan Efikasi Vaksin
Dia menyampaikan sejauh ini pemerintah telah bekerja keras dengan mempercepat program vaksinasi ke masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
Tercatat, vaksinasi sudah menembus angka dua juta suntikan dalam sehari sebagaimana disampaikan pada 29 September 2021.
Dengan adanya penambahan vaksin baru Zifivax, Rahmad Handoyo menyatakan akan menumbuhkan semangat dan optimisme dalam rangka penanggulangan Covid-19.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan itu mengetahui informasi efikasi dari Vaksin Zifivax sebesar 81,71 persen.
"Dengan adanya vaksin ini (Zifivax), proses vaksinasi yang sudah berjalan dan tengah gencar dilaksanakan pemerintah, sambil menunggu vaksin Merah Putih ada tambahan bagi percepatan vaksinasi ke masyarakat," jelas Rahmad Handoyo.
Baca juga: Vaksin Zifivax: Dosis, Efek Samping, dan Efikasi Vaksin Zifivax
Sehari sebelumnya, Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, pemberian EUA kepada Vaksin Zifivax dilakukan setelah melakukan pengkajian intensif bersama Tim Komite Nasional Penilaian Khusus Vaksin Covid-19 dan ITAGI terkait keamanan, efikasi dan mutu vaksin.
"Penilaian terhadap data mutu vaksin juga telah dilakukan mengacu pada pedoman evaluasi mutu vaksin yang berlaku secara internasional, dilakukan juga penilaian terhadap aspek cara pembuatan obat yang baik GMP-nya atau CPOB terhadap fasilitas produksi di negara asalnya," kata Penny dalam konpers secara virtual, Kamis (7/10).
Vaksin Zifivax menggunakan platform rekombinan protein sub-unit.
Artinya, platform vaksin tersebut diambil dari spike glikoprotein atau bagian kecil virus yang akan memicu kekebalan tubuh saat disuntikkan ke tubuh manusia.
Baca juga: BPOM Keluarkan Izin Pengunaan Darurat Vaksin Zifivax, Berikut Dosis dan Efek Sampingnya
Selain itu, vaksin Zifivax dapat disimpan pada kondisi suhu khusus 2-8 derajat celcius, sehingga cocok untuk negara tropis seperti Indonesia. Untuk penyuntikan vaksin diberikan sebanyak tiga kali secara intramuskular dengan interval 1 bulan dari penyuntikan pertama ke penyuntikan berikutnya. Adapun, dosis vaksin yang diberikan pada setiap kali suntikan adalah 25 mcg (0,5 mL).
Masih kata Penny, berdasarkan hasil uji klinik fase 1, 2 dan 3 efikasi Vaksin Zifivax mencapai 81,71 persen, dihitung 7 hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap.
Kemudian efikasi vaksin tersebut mencapai 81,4 persen, bila dihitung 14 hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap.
Berdasarkan analisis pada beberapa rentang usia, efikasi vaksin ini pada usia 18-59 tahun sebesar 81,51 persen dan untuk kelompok lansia usia 60 tahun ke atas sebesar 87,58 persen.
Vaksin Zifivax dikatakan menunjukkan efikasi terhadap varian Corona seperti Alpha, Gamma, Delta dan Kappa. Efikasi Vaksin Zifivax terhadap varian Delta sekitar 77,47 persen, Alpha 92,93 persen, Gamma 100 persen, dan Kappa 90 persen.