Kemenkes Sebut Hoaks Jadi Hambatan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mencatat sejumlah hambatan dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mencatat sejumlah hambatan dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Mulai dari ketersediaan vaksin Covid-19 yang terbatas hingga beredarnya hoaks di tengah masyarakat.
"Kita sebenarnya ingin sekali menyelesaikan vaksinasi ini sesegera mungkin, karena kita memilki komitmen yang kita dan animo masyarakat juga cukup baik, tapi karena memang kita bukan produsen vaksin terpaksa kita menunggu pengiriman vaksin dari berbagai negara produsen vaksin," kata Nadia dalam diskusi daring, Selasa (19/10/2021).
Ia mengatakan, dari sekitar 425 juta dosis vaksin yang dibutuhkan untuk sasaran sebanyak 208,5 juta masyarakat Indonesia, baru terpenuhi sekitar 280 juta dosis.
Serta, rencana kedatangan vaksin masih sering tidak sesuai rencana.
Baca juga: 2 Cara Unduh Sertifikat Vaksin Covid-19, Dilengkapi Cara Scan QR Code di Aplikasi PeduliLindungi
"Artinya baru 55 persen masih ada 235 juta dosis vaksin yang akan datang bertahap dari Oktober ini sampai bulan Desember," ujar perempuan berhijab ini.
Selain keterbatasan vaksin, hambatan lain adalah proses distribusi vaksin, apalagi Pfizer dan Moderna yang memiliki metode rantai dingin yang khusus.
"Ini yang juga menjadi tantangan kita," imbuhnya.
Meski cakupan vaksinasi dosis pertama telah melampaui 50 persen dari target sasaran yang ada, pihaknya mengakui pekerjaan rumah vaksinasi ini masih ada.
Baca juga: Pfizer-BioNTech Ajukan Izin Penggunaan Vaksin Covid-19 untuk Anak Kanada Usia 5-11 Tahun
Beredarnya berita dan informasi hoaks juga menjadi hambatan vaksinasi di Tanah Air.
Vaksinasi untuk lansia misalnya, baru mencapai 7,6 juta orang atau 35 persen dari 21,5 juta orang sasaran.
"Artinya ada lansia yang belum mau divaksin. Walaupun sejak awal lansia sudah diprioritaskan, tapi ternyata kecepatan vaksinasi lansia ini masih sangat lambat karena masih banyak lansia yang masih salah persepsinya dan menolak divaksin, persepsi yang salah ini mereka menerima informasi hoaks," jelasnya.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Sebelum, saat, dan Setelah Menerima Vaksin Covid-19