WHO Pimpin Program ACT-A yang Fokus pada Pembelian Pil Antivirus Covid-19 Seharga 10 Dolar AS
obat antivirus molnupiravir untuk pasien dengan gejala ringan, hanya dengan 10 dolar Amerika Serikat (AS) per kursus.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
ACT-A pun sedang dalam tahap pembicaraan dengan Merck & Co serta produsen obat generik untuk membeli obat tersebut.
Harga yang diminta WHO bahkan sangat rendah jika dibandingkan dengan 700 dolar AS per kursus yang telah disetujui AS untuk membayar 1,7 juta kursus dalam tindakan perawatan.
Namun, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Harvard memperkirakan bahwa molnupiravir dapat berharga sekitar 20 dolar AS jika diproduksi oleh produsen obat generik, dengan harga yang berpotensi turun menjadi 7,7 dolar AS saat produksi dilakukan secara optimal.
Merck & Co memiliki kesepakatan lisensi dengan 8 produsen obat generik India.
Dokumen ACT-A mengatakan bahwa targetnya adalah mencapai kesepakatan pada akhir November mendatang untuk mengamankan pasokan 'obat oral untuk pasien rawat jalan' yang ditargetkan tersedia mulai kuartal pertama tahun depan.
Dana yang terkumpul pada awalnya akan digunakan untuk 'mendukung pengadaan hingga 28 juta kursus pengobatan untuk pasien gejala ringan hingga sedang dengan risiko tertinggi selama 12 bulan ke depan'.
Namun ini tergantung pada ketersediaan produk, panduan klinis serta volume yang berubah seiring dengan evolusi kebutuhan.
Draf dokumen tersebut mencatat volume ini akan dijamin di bawah perjanjian pembelian di muka.
Jumlah tambahan yang lebih besar dari antivirus oral baru untuk mengobati pasien gejala ringan ini juga diharapkan akan diperoleh pada tahap selanjutnya.
4,3 juta paket pil Covid-19 yang digunakan kembali untuk mengobati pasien kritis juga diharapkan dapat dibeli dengan harga 28 dolar AS per kursus.
Namun dokumen tersebut tidak menyebutkan obat apapun secara spesifik terkait jumlah tersebut.
ACT-A juga akan berupaya memenuhi kebutuhan oksigen medis esensial dari 6 hingga 8 juta pasien dengan kondisi parah dan kritis pada September 2022.
Selain itu, program ini juga berencana untuk melakukan investasi secara besar-besaran dalam diagnostik Covid-19 untuk setidaknya menggandakan jumlah tes yang dilakukan di negara-negara miskin, yang didefinisikan sebagai negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah.
Dari 22,8 miliar dolar AS, ACT-A berencana akan meningkatkan penggunaan dana tersebut dalam 12 bulan ke depan yakni sekitar sepertiganya.