WHO Pimpin Program ACT-A yang Fokus pada Pembelian Pil Antivirus Covid-19 Seharga 10 Dolar AS
obat antivirus molnupiravir untuk pasien dengan gejala ringan, hanya dengan 10 dolar Amerika Serikat (AS) per kursus.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
Bagian terbesar dana itu akan dihabiskan untuk kebutuhan diagnostik.
Saat ini negara-negara miskin melakukan rata-rata sekitar 50 tes per 100.000 orang setiap harinya, ini tidak sebanding dengan 750 tes yang dilakukan di negara-negara kaya pada saat yang sama.
ACT-A ingin membawa tingkat pengujian ini ke batas minimal 100 tes per 100.000 di negara bagian yang lebih miskin.
Itu berarti memberikan sekitar 1 miliar tes dalam 12 bulan ke depan atau sekitar 10 kali lebih banyak dari yang diperoleh ACT-A sejauh ini.
Dorongan pada pengadaan alat tes ini dimaksudkan untuk mempersempit kesenjangan antara negara kaya dengan negara miskin, karena hanya 0,4 persen tes yang telah dilakukan di negara-negara miskin, dari sekitar 3 miliar tes yang dilaporkan di seluruh dunia.
Ini juga akan membantu menemukan kemungkinan varian baru yang cenderung berkembang biak saat infeksi meluas.
Kemungkinan varian ini berpotensi besar terjadi di negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang lebih rendah.
Dokumen tersebut pun menggarisbawahi bahwa 'akses vaksin saat ini sangat tidak adil, dengan cakupan mulai dari 1 persen hingga lebih dari 70 persen yang sangat bergantung pada kekayaan suatu negara'.
Program ACT-A ini bertujuan untuk melakukan vaksinasi setidaknya 70 persen dari populasi yang memenuhi syarat di semua negara pada pertengahan tahun depan, sejalan dengan tujuan WHO.