Pakar Paparkan Faktor Pemicu Gelombang Ketiga Covid-19
Pakar epidemiologi UGM, Riris Andono Ahmad menyebut, gelombang ketiga Covid-19 adalah sebuah keniscayaan.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar epidemiologi UGM, Riris Andono Ahmad menyebut, gelombang ketiga Covid-19 adalah sebuah keniscayaan.
Indonesia diprediksi akan mengalami gelombang ketiga Covid-19 pada Desember 2021-Januari 2022.
"Tinggal pertanyaanya itu kapan terjadi dan seberapa tinggi ini sangat tergantung dengan situasi yang berkembang di masyarakat,” paparnya beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, munculnya gelombang Covid-19 ketiga atau gelombang-gelombang berikutnya sangat tergantung pada kondisi di masyarakat.
Mobilitas interaksi sosial dan kepatuhan dalam implementasi 3 M yakni menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker di masyarakat merupakan situasi yang bisa memicu gelombang Covid-19 ketiga nantinya.
Baca juga: Presiden Jokowi Tegaskan Proses Vaksinasi Covid-19 Harus Merata dan Setara
Direktur Pusat Kajian Kedokteran Tropis UGM ini menyampaikan, virus Covid-19 masih ada dan tidak sedikit orang yang tidak memiliki kekebalan.
Sementara, pada orang yang telah mendapatkan vaksin Covid-19, kekebalan yang didapat pun akan menurun seiring berjalannya waktu.
“Jadi, tidak hanya satu kali gelombang tiga lalu stop, tapi akan terjadi lagi selama virus masih ada dan bersirkulasi secara global,” terangnya.
Terkait vaksinasi. Beberapa negara dengan cakupan vaksinasi relatif tinggi seperti Israel, Inggris, Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa saat ini pun tengah berjuang kembali dengan Covid-19 akibat varian Delta.
Riris menjelaskan, saat ada varian Delta dengan tingkat penularan lebih tinggi membutuhkan cakupan imunitas yang lebih tinggi dalam populasi.
Misalnya sebelum adanya varian Delta untuk mendapatkan kekebalan kelompok sekitar 70 persen populasi harus sudah divaksin.
Namun, sejak adanya varian Delta, maka cakupan vaksinasi ditingkatkan menjadi 80 persen. Kondisi tersebut dengan anggapan vaksin yang diberikan memiliki efektvitas 100 persen.
Baca juga: Gelombang Ketiga Covid-19 Bisa Dicegah Jika Masyarakat Konsisten Bermasker
Ia menjelaskan dengan kondisi itu artinya vaksinasi di Indonesia untuk bisa mencapai 80 perden mensyaratkan sekitar 230 juta penduduk harus divaksin.
Dalam pelaksanaannya dilakukan dalam waktu kurang dari 6 bulan agar bisa terwujud kekebalan kelompok.
“Ini kan sulit, misalnya sanggup pun kekebalan kelompok hanya bertahan beberapa saat dan akan terus berkurang,” ucapnya.
Oleh sebab itu, masyarakat tetap waspada dan tidak lengah.
Meskipun saat ini kondisi membaik, tetapi pandemi belum usai.
Sebab, risiko penularan masih ada, terlebih saat adanya pelonggaran aktivitas di masyarakat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.