Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta-fakta Varian Baru Corona AY.4.2, Sudah Menyebar ke 42 Negara, Tingkat Bahaya Masih Diselidiki

Berikut fakta-fakta terkait varian baru Covid-19 AY.4.2, sudah menyebar ke 42 negara, tingkat bahaya masih diselidiki.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Fakta-fakta Varian Baru Corona AY.4.2, Sudah Menyebar ke 42 Negara, Tingkat Bahaya Masih Diselidiki
Free/crowf
ILUSTRASI Covid-19 varian Delta Plus 

TRIBUNNEWS.COM - Para ahli di seluruh dunia tengah menyelidiki mutasi baru Covid-19 varian Delta, AY.4.2, yang sudah menyebar di puluhan negara.

Penyelidikan tersebut terkait kemungkinan varian AY.4.2 lebih menular dari jenis aslinya.

Adapun, varian baru AY.4.2 telah terdeteksi di 42 negara dan sebagian besar penyebarannya terjadi di Inggris.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), peningkatan kasus akibat varian ini telah diamati sejak Juli 2021.

"Peningkatan AY. 4.2 telah diamati sejak Juli," kata WHO, dikutip dari Al Jazeera.

WHO menuturkan, 93 persen dari kasus AY.4.2 yang dilaporkan menyebar di Inggris.

Bahkan, varian tersebut menyumbang sekitar 5,9 persen dari keseluruhan kasus Delta yang dilaporkan di Inggris, sejak 3 Oktober 2021.

Korea Selatan Laporkan Temuan Varian Baru Virus Corona dari Inggris, Menimpa Satu Keluarga.
Korea Selatan Laporkan Temuan Varian Baru Virus Corona dari Inggris, Menimpa Satu Keluarga. (Foto: Korea Herald)
Berita Rekomendasi

"Studi epidemiologis dan laboratorium sedang berlangsung, untuk menilai apakah ada perubahan penularan atau penurunan efek antibodi untuk mengusir virus," ujar WHO.

Sementara, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) melabeli AY.4.2 sebagai varian yang sedang diselidiki.

Namun, UKHSA belum memberi label AY.4.2 sebagai varian yang diwaspadai.

Baca juga: Ancaman Varian Baru Covid-19 AY.4.2, Pemerintah Waspadai Pelaku Perjalanan dari Jepang dan Korea

Baca juga: Varian Delta Plus yang Lebih Menular Kini Terdeteksi di Swiss

Berikut fakta-fakta yang perlu diketahui terkait varian AY.4.2:

Apa itu Varian Baru AY.4.2?

AY.4.2 merupakan subvarian dari varian Delta yang sangat menular.

Para ilmuwan telah menemukan tiga mutasi termasuk dua pada protein lonjakan, bagian dari virus yang memungkinkannya mengikat dan menyerang sel-sel tubuh.

Menurut laporan WHO, AY.4.2 telah ditemukan di 42 negara, termasuk di Inggris, India, Israel, Amerika Serikat, dan Rusia.

Subvarian, yang juga disebut sebagai "Delta Plus", berisi perubahan yang dapat memberikan keunggulan kelangsungan hidup virus dibandingkan varian lainnya.

Sebelumnya, mutasi-mutasi virus telah memicu lonjakan baru dalam kasus virus corona.

Varian Alpha menyebar luas setelah ditemukan di Inggris pada akhir 2020, dan varian Delta telah menjadi strain virus yang dominan di seluruh dunia sejak ditemukan di India pada akhir 2020.

ILUSTRASI Covid-19 varian Delta Plus
ILUSTRASI Covid-19 varian Delta Plus (Free/crowf)

Namun, para ahli telah mencatat bahwa AY.4.2 belum menjadi strain dominan di negara-negara yang telah mendeteksi virus ini.

"Saat ini, strain telah ditemukan di beberapa negara lain, tetapi tidak menjadi dominan," kata Dr Roselyn Lemus-Martin, Ahli Biologi Molekuler dan Sel dari Universitas Oxford.

"Mungkin saja kita melihat situasi yang mirip dengan strain Lambda. Pada awalnya, orang-orang khawatir tetapi akhirnya kehadirannya berkurang di tempat-tempat seperti AS atau Inggris," tambahnya.

Para ahli juga mencatat bahwa mutasi serupa telah terjadi pada varian lain dan garis keturunan lain dari varian Delta, tanpa berdampak besar pada virus.

"Varian Delta tetap sejauh ini varian paling dominan dalam hal sirkulasi global," kata Maria Van Kerkhove, Ahli Epidemiologi WHO dalam konferensi pers awal Oktober 2021.

Ia menambahkan, semakin banyak virus beredar, semakin besar peluangnya untuk bermutasi.

Baca juga: Belum Terdeteksi di Indonesia, Varian Covid AY.4.2 yang Merebak di Inggris Diwaspadai Pemerintah

Baca juga: Pemerintah Belum Tahu Karakteristik Varian Covid A.Y.4.2 yang Picu Lonjakan Kasus di Eropa

Apakah AY.4.2 Lebih Menular dari Varian Delta?

Kepala Divisi Ilmu Patologi di Sidra Medicine di Qatar, Dr Patrick Tang belum bisa memastikan mengenai tingkat penularan varian AY.4.2.

"Masih belum jelas apakah itu lebih menular atau lebih mampu menghindari kekebalan yang kita miliki melalui vaksinasi," kata Dr Patrick Tang, masih mengutip dari Al Jazeera.

"Kami tidak memiliki cukup data untuk menunjukkan atau membandingkan satu dengan yang lain," tambahnya.

Dr Patrick Tang memperingatkan, penyebaran varian ini bisa dihentikan dengan sejumlah cara.

Termasuk langkah-langkah kesehatan masyarakat yang ditetapkan oleh pemerintah atau kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan.

Seorang petugas kesehatan melihat orang-orang yang mengantri untuk tes swab untuk virus corona Covid-19 di stasiun pengumpulan asam nukleat di Beijing pada 26 Oktober 2021. (Photo by Noel Celis / AFP)
Seorang petugas kesehatan melihat orang-orang yang mengantri untuk tes swab untuk virus corona Covid-19 di stasiun pengumpulan asam nukleat di Beijing pada 26 Oktober 2021. (Photo by Noel Celis / AFP) (AFP/NOEL CELIS)

"Perubahan kecil pada virus hampir tidak pernah menyebabkan peningkatan penularan."

"Peningkatan penularan benar-benar merupakan indikasi respons kesehatan masyarakat atau kepatuhan terhadap langkah-langkah kesehatan masyarakat," tambahnya.

Ia juga menyebut, tidak jelas apakah penyebaran AY.4.2 di Inggris disebabkan oleh alasan biologis atau terkait kondisi epidemiologis di Inggris.

"Di Inggris, langkah-langkah melawan COVID-19 saat ini sangat longgar, praktis mereka tidak mengikutinya lagi, dan kami tidak tahu apakah itu mungkin menjadi alasan penyebarannya," pungkasnya.

Baca juga: Waspada Varian Baru Corona AY.4.2, Varian Turunan Delta yang Menimbulkan Lonjakan Kasus di Inggris

Baca juga: Studi: Varian A.30 Mampu Hindari Antibodi yang Diinduksi Vaksin Pfizer dan AstraZeneca

(Tribunnews.com/Maliana)

Berita lain terkait Varian Baru Corona AY.4.2

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas