Hindari Kasus Impor Covid-19, Epidemiolog: Jangan Lengah Awasi Pintu Masuk Kedatangan Internasional
Pemeriksaan di pintu masuk kedatangan internasional yang menjadi akses masuk warga negara asing(WNA) dan WNI dari luar negeri diminta tidak lengah.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemeriksaan di pintu masuk kedatangan internasional yang menjadi akses masuk warga negara asing(WNA) dan WNI dari luar negeri diminta tidak lengah.
Sebab, saat ini penularan virus covid-19 berawal dari imported case.
"Terutama di pintu-pintu masuk, artinya pemeriksaan itu harus terus dilakukan, jangan sampai lengah pemerintah kita untuk menjaring kemungkinan ya adanya kasus memang, terutama untuk kasus impor," ucap Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Laura Navika Yamani dalam pernyataannya, Jumat(12/11/2021).
Baca juga: Epidemiolog Ingatkan Ventilasi dan Sirkulasi Udara Harus Lancar di Transportasi Umum
Baca juga: Varian Delta Plus Landa Malaysia-Singapura, RI Harus Perketat Pintu Masuk dan Mobilitas Masyarakat
Pemerintah lanjut Laura juga perlu tetap konsen di dalam peningkatan fasilitas kesehatan atau surveilans kesehatan.
"Jadi enggak boleh lengah dengan kondisi yang dirasa aman saat ini," ujarnya.
Untuk di Tanah Air, menurut dia, masih tergolong aman. Menurut dia, mobilitas masyarakat dari satu daerah ke daerah lain tidak terlalu mengkhawatirkan.
"Dibandingkan dengan ketika ada orang asing yang masuk ke negara kita. Karena kita tahu kondisi kita kan ya mungkin safe ya untuk saat ini, jadi yang dikhawatirkan justru ketika ada kasus-kasus impor dari luar negeri, terutama yang di negara yang terjadi lonjakan kasus," ujar Laura.
"Yang diperlukan adalah kewaspadaan walaupun kasusnya juga bisa dikatakan sudah enggak banyak. Tapi kewaspadaan itu harus terus dilakukan," tambah Laura.
Apalagi, kata dia, saat ini menjelang akhir tahun. Dia khawatir ada sebagian masyarakat yang merasa kondisi saat ini sudah aman.
"Saya rasa masyarakat perlu terus menerapkan protokol kesehatan," katanya.
Ancaman Covid-19 ini masih hadir walaupun beberapa negara termasuk Indonesia itu kalau dilihat angka kasusnya juga sudah bisa dikatakan melandai, sudah dapat mengendalikan penyebaran kasus,"
Kemudian, dia juga menilai pemerintah perlu mengantisipasi jika varian baru Covid-19 masuk ke Indonesia. Terutama, varian baru yang karakternya jauh lebih berbahaya.
"Misalkan daya tularnya tinggi seperti varian Delta, kemudian ada kemungkinan menyebabkan kondisi yang lebih buruk bahkan semakin banyak orang yang dirawat di rumah sakit, nah ini yang harus diwaspadai oleh pemerintah," pungkasnya.(Willy Widianto)