Puluhan Ribu Lansia Enggan Divaksin Covid-19, Pemerintah Singapura Keluarkan Kebijakan Ini
Singapura telah mengeluarkan strategi baru untuk menangani lonjakan kasus.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Singapura telah mengeluarkan strategi baru untuk menangani lonjakan kasus.
Hal ini diungkapkan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo.
Singapura memang mengalami peningkatan kasus sejak 16 juli 2021 karena adanya varian delta. Selain itu peningkatan dipicu kata Suryopratomo karena pelanggaran protokol kesehatan oleh sebagian masyarakat.
Sehingga kemudian terjadi penyebaran virus di banyak titik Singapura. Selain itu setelah enam bulan penyuntikan, efikasi vaksinasi Covid-19 pun menurun.
Baca juga: Menkes: Vaksinasi Covid-19 Berbasis Risiko, Lansia Kemudian Anak-anak
Baca juga: Singapura Buka Pintu Masuk untuk 19 Negara pada 29 November Mendatang, Indonesia di Antaranya
Sekarang singapura kata Suryopratomo telah melakukan booster. Bahkan booster juga diberikan pada masyarakat usia 30 tahun.
Ditambah kebijakan terbaru, orang dipaksa vaksinasi.
"Kita lihat di Singapura selama 10 bulan. Dari september tahun lalu sampai Juli 2021 itu kasus infeksi di antara masyarakat adalah nol," ungkapnya pada kanal siaran Radio Sonora, Selasa (16/11/2021).
Kala itu Singapura sudah mengatakan akan menetapkan pandemi menjadi endemi. Tetapi terjadinya pelanggaran pada 16 Juli menyebabkan kasus naik.
Di sisi lain, Suryopratomo mengatakan jika sekitar 60.000-100.000 lansia, tidak mau divaksin.
Lansia di Singapura merasa tidak punya rencana akan ke luar negeri. Jadi tidak perlu divaksinasi. Padahal ketika varian masuk, lansia adalah pihak yang paling rentan.
Singapura pun kini mengeluarkan kebijakan terbaru, yaitu setiap masyarakat yang memenuhi syarat dipaksa untuk melakukan Vaksinasi.
Awalnya, vaksin di Singapura memang bersifat volunteer atau relawan.
"Sekarang dengan 60.000-100.000 lansia gak mau divaksin dan menjadi kelompok rentan. Jadi kalau tiga bulan terakhir angka kematian mencapai 300 orang, itu kebanyakan usia di atas 60 tahun dan komorbid," kata Suryopratomo lagi.
Selai. Itu, Singapura pun menyatakan dengan tegas. Jika orang yang tidak mau divaksin dan terkena Covid-19, maka biaya rumah sakit ditanggung sendiri. Sebelumnya, Singapura memang menanggung biaya perawatan akibat Covid-19.